Seri Pembantu Rumah Tangga, Inah

Aku sudah berumah tangga dan memiliki seorang anak, semuanya berubah sesudah perkawinan kami. Aku dan istriku menjadi lebih remaja dan matang, juga lebih santai dalam menjalani kehidupan ini. Tapi ada satu yang tidak berubah dalam diriku ialah nafsu seks yang menggebu-gebu. Awal perkawinan, istriku hingga terampun-ampun melayani nafsuku, lama-lama ia mengalah juga dan kami menciptakan kesepakatan, ialah ia mengijinkanku untuk mencari vagina di luaran asal vagina itu dibeli bukan dipelihara. Aku sih oke saja, kapan lagi? Lama-lama bosan juga saya dengan pelacur yang umumnya sudah kutahu gayanya, pelan-pelan saya sanggup membendung nafsuku dan lebih banyak tinggal di rumah, sementara istriku sibuk dengan karirnya yang semakin menanjak, sebentar-sebentar ke luar kota, sedangkan anak kami diserahkan ke rumah orang bau tanah kami, lantaran mereka memaksa untuk mengasuh hingga umur 10 tahun. Setiap ahad kami mengunjungi anak kami dan bermain-main dengannya. Anakku gres umur 2 tahun.

Suatu hari sepulang dari kantor saya terkejut melihat seorang perempuan di rumah, sedangkan istriku sedang pergi. Aku gres teringat istriku tadi pagi menelepon dari luar kota, bahwa nanti ada pembantu gres untuk rumah kami. Ternyata ini nih, wah boleh juga nih pembokat. Dia memperkenalkan dirinya berjulukan Inah, asal dari Jawa Timur. Kuperhatikan sewaktu ia menyiapkan meja makan. Umurnya kurang lebih 32 tahunan, tubuhnya alamak molek banget, semuanya kelihatan kencang, ia menggunakan rok yang tampaknya dukungan orang, alasannya kekecilan sehingga pantatnya yang molek menyembul kencang, begitu juga dengan blousenya yang kekecilan sehingga payudaranya yang sangat besar seperti mau meloncat keluar.

Kuperhatikan wajahnya, wah wajah yang penuh nafsu juga nih, bukannya sok tahu wajahnya sih biasa saja, cuma raut wajahnya menyerupai perek-perek yang pernah kugumuli. Sepertinya ia tahu jikalau saya sedang memperhatikannya, saya segera masuk ke kamar menukar pakaian, kulihat penisku sudah berdiri dengan kencang. Wah minta dilemasin nih.
"Pak.., masakan sudah saya siapkan di meja", tiba-tiba ia berbicara dari balik pintu kamar.
Aku mengiyakan. Lalu saya keluar untuk makan siang. Dia berjalan menuju ke belakang, mungkin mau mencuci atau apalah. Setelah makan saya heran kok tidak ada bunyi apa-apa dari belakang. Aku berjalan ke belakang menuju area service, kudekati kamar mandi pembantu, tidak ada suara, kudekati kamar pembantu, juga ia tidak ada. Mungkin turun kegarasi kali, pikirku. Aku kembali melewati kamar mandinya, sekilas mataku melihat seonggok pakaianku di sudut erat pintu, tapi ada seonggok lagi erat kolam mandi.

Tiba-tiba saya ingat temanku pernah bilang bahwa vagina pembantu baunya nikmat, soalnya jarang kemasukan penis, waktu itu saya cuma tertawa, temanku bilang menyetubuhi pembantu lebih nikmat, soalnya vaginanya sanggup dijilat-jilat tanpa takut kena penyakit. Aku jadi curious juga nih, saya berjalan masuk mendekati pakaian yang teronggok erat bak, kemudian kuambil BH-nya, kecil banget nih BH, pantas saja payudara tampaknya mau loncat, tercium anyir khas pembantu, terangsang juga aku, kucium BH-nya, memang nikmat juga baunya. Lalu kuraih CD-nya, tercium anyir vagina dan anyir pesing, ada noda-noda di bab tutup vaginanya, kuperhatikan ternyata lendir yang agak encer, kucium celana itu, baunya memang lain, lebih nikmat. Sialan juga temanku itu, ternyata ia benar!, penisku sudah kencang sekali.

"Mau diapain celana dalam saya Pak?", Rasanya menyerupai tersambar geledek. Tiba-tiba Inah sudah di belakangku sambil memandang tanganku yang menggenggam CD-nya. Aku benar-benar mati kutu.
"Inah akan lapor pada Ibu apa yang Bapak lakukan di sini", Mati gua!! perek mah biasa, tapi pembantu? Istriku sanggup ngamuk besar nih.
"Jangan dong In.., Saya akan keluar kini juga, anggap saja tidak ada apa-apa yang terjadi di sini", Aku melangkah ke pintu, tapi Inah tidak beranjak, tangannya menghalangiku. Dia memandangku.
"Tidak begitu gampang, Pak. Kalau tidak mau Inah laporin, berarti Bapak harus Inah hukum", Wah.., ngelunjak nih pembantu. Tapi jikalau dilaporin mati beneran deh.., malunya itu.
"Apa hukumannya? Gaji kau minta dinaikkan?", Aku bertanya. Inah menggeleng.
"Turuti semua perintah Inah, itu hukumannya" Dia berkata tegas. Aku melongo, tapi akibatnya saya mengangguk juga. Kalau tidak begitu nggak beres-beres urusan ini.
"Bapak harus buka semua baju Bapak, Inah mau lihat berapa besar sih penis Bapak, apakah sesuai dengan keberanian Bapak atau tidak", Perintahnya.
Itu sih encer, segera kulepaskan pakaianku hingga telanjang bulat, penisku memang tidak besar sekali, tapi sudah tegang sekali. Inah menjilat bibir atasnya sambil memandang penisku.

"Sekarang ambil celana dalam Inah, terus jilatin lendir yang ada di sana hingga bersih, harus diisap-isap ya", Katanya, saya terdiam, pelan-pelan kuambil CD-nya.
"Cepat! Inah mau lihat hasil jilatan Bapak", tiba-tiba tangannya mencengkaram penisku dan meremas serta menekuknya, Aduh, sakit juga rasanya. Cepat-cepat kujilat cairan yang melekat di CD-nya dan kuhisap semua lendirnya. Inah terus mengocok penisku dengan kasar. Lalu ia melepaskan blouse serta roknya, sehingga terlihat ia cuma menggunakan CD yang berwarna putih dan BH warna hitam. Tubuhnya betul-betul aduhai, serba kencang dan harum. Kulihat ketiaknya penuh dengan bulu yang lebat. Aku menelan ludah. Kulihat ia mengangkat kedua tangannya ke atas, saya meremas-remas buah dadanya, kucoba untuk melepaskan BH-nya, tapi ia melarang, belum waktunya, katanya.
Sialan, tangannya terus mengocok penisku, saya tak mau kalah, kuremas payudaranya yang besar itu dengan sekuat tenaga, ia berkelojotan sambil merintih dan mendesis, wah pemain berangasan rupanya.

Tiba-tiba tangannya menjambak rambutku kemudian menarik kepalaku menuju ketiaknya.
"Jilat yang bersih", desisnya. Ketiaknya berbau khas, wah segera saja kujilat dan kucium-cium kedua ketiaknya, Inah terus merintih, kemudian satu tangannya di masukkan ke dalam celana dalamnya, saya tak tahu apa yang ia mau. Lalu dikeluarkan lagi, kulihat jari telunjuk dan jari tengahnya penuh dengan lendir, kemudian di masukan tangannya ke dalam mulutku, segera kujilat habis lendir yang baunya nikmat itu.

Sekarang wajahku ditarik menuju buah dadanya, wah mukaku menyerupai hilang di sana. Hangat dan berbau nikmat.
"Buka BH Inah pakai mulut, dihentikan pakai tangan", desisnya, saya jadi curiga nih pembokat kebanyakan nonton BF atau bekas perek? Setelah BH-nya lepas, tampak payudara yang betul-betul besar tapi kencang sekali, mungkin lantaran sebagai pembantu waktu ngepel atau nyuci otomatis otot-otot dadanya terlatih dengan baik. Putingnya besar juga, berwarna merah tua. Kujilat-jilat puting itu, kuhisap-hisap sambil meremas kencang, Inah merintih tidak karuan sambil menjambak rambutku, sebentar-sebentar tangannya yang penuh lendir di masukan lagi ke mulutku. Lalu kulihat ia memasukan lagi tangannya ke dalam CD-nya, kemudian di masukkan tangan yang penuh lendir itu ke dalam mulutnya sambil menarik wajahku, kemudian kami gotong royong menikmati lendir itu. Aku mencoba memasukkan tanganku ke dalam CD-nya tapi selalu ditepis, sambil berkata belum waktunya.

Sekarang kepalaku ditarik menuju vaginanya, otomatis saya jadi berjongkok sementara ia berdiri. Inah menaikkan sebelah kakinya ke atas bak, kemudian mulai menggosok-gosokkan vaginanya yang masih ditutupi CD itu ke wajahku sambil mengerang-erang.
"Hisap vagina Inah, buka celana Inah pakai mulut, Pak", kuturuti apa yang dimintanya.
Setelah celana dalamnya higienis kujilat, kemudian kutarik dengan gigiku hingga ketelapak kakinya. Tiba-tiba ia memasukkan jempol kakinya ke dalam mulutku dan menyuruhku mengemutnya. Kuturuti lagi, soalnya nafsuku juga sedang memuncak jago dengan cara-cara yang gres menyerupai ini. Aku kembali naik menuju vaginanya, ia menyurukkan kepalaku di sela-sela pahanya dan menjepitnya di sana. Tercium anyir vagina yang nikmat sekali, ini ia yang diceritakan oleh temanku itu. Memang baunya eksotis sekali.
"Jilat dan hisap hingga higienis semua lendir Inah, Pak", kumasukkan lidahku sedalam mungkin ke lubang vaginanya, ia menjerit-jerit sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya, sebentar kemudian tubuhnya berkelojotan sambil menjerit keras, kurasakan cairan hangat mengalir masuk ke dalam mulutku, rasanya asin dan baunya dashyat. Kusedot habis semuanya sementara Inah menggosokkan clitorisnya ke hidungku dan tak usang kemudian hidungku digosokin, saya membisu saja sementara ia mengerang-erang, dan entah berapa kali ia mencapai klimaks.

"Bapak tiduran di lantai", Inah kembali menunjukkan kekuasaannya. Aku telentang di lantai, kemudian Inah jongkok sempurna di atas wajahku, wajahnya menghadap ke depan. Vaginanya sempurna di atas hidungku, kemudian kembali ia memasukkan lubang vaginanya yang sudah merah itu ke dalam hidungku yang penuh lendirnya.
"Jilat lubang pantat Ina, Pak" Kulihat ia mengeden, dan lubang pantatnya terbuka sedikit, segera kujilat-jilat lubang pantat yang berwarna merah bau tanah itu. Tubuhnya bergetar sambil memperhatikan apa yang sedang dilakukan di atas wajahku. Tak usang kemudian dari lubang vaginanya mengalir lagi cairan kenikmatan diiringi erangannya. Sekarang ia berputar sehingga lubang pantatnya persis di hidungku sementara vaginanya tenggelam dalam mulutku, kubuat ia menjerit untuk kesekian kalinya.

Tiba-tiba Inah terdiam, tubuhnya tegang, kemudian kurasakan cairan panas menyembur ke wajah dan mulutku, ternyata air pipis. Inah pipis di mulutku! Sialan.
"Minum pipis Inah", Kujilat-jilat air kencingnya yang asin. Sementara mulutnya mengemut penisku dengan ganas sekali. Aku tak sanggup bertahan lama, waktu mau keluar Inah menyuruhku duduk di atas wajahnya. Kusetubuhi mulutnya, sebentar-sebentar lepas sehingga hidungnya yang jadi sasaran, Wajahnya sudah penuh dengan lendirku. Tiba-tiba saya mengerang keras, penisku menyembur-nyembur dashyat di dalam mulutnya. Dengan lahap dan ganas perempuan itu menelan air maniku yang banyak sekali, sebagian mengalir keluar ke hidungnya. Lalu Inah menjilat-jilat lubang pantatku, nafsuku segera bangkit, kutempelkan lubang pantatku dihidungnya kemudian kugosok-gosokkan disana, sementara penisku dikocok-kocok terus agar tegang. Aku meneruskan tugasku di lubang vagina dan pantatnya.
"Inah mau minum air pipis Bapak", Kulihat Inah melepaskan jilatan di lubang pantatku dan menyuruhku pipis. Ketika air kencingku mau keluar, Inah segera memasukkan penisku ke dalam mulutnya, kemudian menyemburlah air kencingku yang panas di dalam mulutnya, Inah terbatuk-batuk tapi terus meminum air kencingku dengan lahap, seluruh wajahnya sudah berair oleh air kencingku. Kumasukkan jari tengahku ke dalam lubang pantatnya. Dia merintih-rintih, tak usang kemudian penisku mulai tegang akhir hisapan Inah.

Dia menjilat-jilat sisa air maniku. Lalu ia menuntun penisku menuju lubang vaginanya. Segera kutusuk dengan berangasan lubang sempit itu. Dia menjerit kenikmatan waktu penisku masuk ke dalam semua. Lalu mulailah genjotan demi genjotan. Kulihat lubang vaginanya sudah berair dan berbusa lantaran lendirku dan lendirnya. Kadang-kadang ia menyuruhku mencabut kemudian dijilatinya lendir di penisku hingga bersih, gres kutusuk lagi.

Sementara mulutku menghisap puting susunya, kadang kala kujilat ketiaknya yang berbulu lebat. Setiap kali mau keluar ia menyuruhku memasukkan lidahku menggantikan penisku di dalam vaginanya.
"Bapak kok nggak keluar-keluar lagi sih?, Masukin aja ke lubang pantat Inah Pak, di situ lebih sempit". Kucoba memasukkan ke lubang pantatnya, sempit banget, tapi akibatnya masuk juga, tapi diiringi teriakan Inah yang kesakitan, tangannya menggaruk-garuk punggungku, tapi sebentar kemudian rintihan mulai keluar dari mulutnya. Setelah kugenjot beberapa kali, kurasakan penisku mau menyembur lagi, Inah cepat menyuruhku memasukkan ke dalam mulutnya, kemudian kusetubuhi lagi mulutnya, sambil kujilati lubang pantatnya yang sudah melebar.

"Inah, Bapak udah mau keluar nih" Aku mendesis. Inah segera berbalik sehingga saya di bawah. Lubang pantatnya masuk ke dalam hidungku, sementara lidahku menjalar ke dalam vaginanya. Dan kami sama-sama menjerit keras, waktu saya menyemburkan air maniku, sedangkan Inah mengeluarkan cairan hangat lagi.
Kubersihkan lubang vagina dan pantatnya kemudian kami mandi bersama. Betul-betul pengalaman yang dashyat untukku. Sejak itu saya lebih memberi semangat pada istriku jikalau mau keluar kota.

Tamat



Subscribe to receive free email updates: