Guru Les 2
Suara rintihan perempuan Cina itu semakin terdengar."Ahh ..... mmmm ..... mmmmm....." Aku terus meraba badannya, hingga ke pantat saya remas dengan lembut. Kadang jari-jari saya terbebas masuk ke dalam dasternya, terasa akan kemulusan dan kemontokan pantatnya dikala saya begitukan. Rintihan dan desisan manjanya itu menyebarkan saya semakin berani, saya terus tarik dasternya ke kaki pelan-lahan. Tetap tak ada perlawanan, malah pantatnya diangkatnya sedikit semoga gampang bagi saya melepaskan pakaiannya.Aku saya lemparkan pakaian itu ke sisi kasur. Wah, sekujur tubuh tanpa sehelai benang kini telungkup di hadapanku.
Jelas kelihatan bentuk tubuhnya yang bohai yang telah usang saya impikan itu. Aku lihat mata Ibu Linda terpejam, mungkin menanti tindakan berikuttnya dariku.Badannya yang mulus itu saya raba dan urut dengan pelan atas ke bawah hingga melewati pinggangnya. Pantatnya yang tidak dibaluti pakaian itu saya remas dengan lembut. Aku pijit-pijit, saya remas-remas ke seluruh tubuh yang telanjang itu. Kemaluanku sudah keras sekali. Aku tak tahan lagi, saya terus buka baju. Sambil saya meraba dan menggosok seluruh tubuhnya, saya coba mendekatkan mulutku ke badannya, saya sanggup menghirup harum tubuhnya. Pelan-lahan bibirku nempel kebadannya. Kukecup dengan lembut. Ibu Linda mendesis lembut. Aku kecup lagi, dan terus saya melarikan ciuman ke seluruh punggungnya. Kadang-kala saya jilat sedikit.Aku arahkan mulutku hingga ke pantat. Pantat itu saya cium dan saya kecup, sambil tangan meneruskan rabaan, bunyi rintihannya makin jelas. Saat saya hendak mencium celah pantatnya, tiba-tiba Ibu Linda bangkit duduk dan menjuntaikan kakinya ke tepi kasur.
Aku terpaksa bangkit dan berdiri di atas karpet.Ibu Linda kini duduk menghadap saya dengan tubuh telanjang memerhatikan saya yang berdiri dihadapannya sambil mengelus kemaluan yang menegang dari luar celana pelatihan yang masih saya pakai. Aku sanggup melihat tubuhnya dari arah depan, dari buah dadanya yang besar dan padat itu, saya lihat putingnya yang menegang. Putih, halus, mulus dan bagus sekali badannya. Ketika saya masih ter-bengong-bengong, tiba-tiba tangan kanannya memegang kemaluanku. Aku tersentak dan terus mundur sedikit ke belakang. Ibu Linda menarik celana pelatihan saya kearahnya. Sekali lagi kemaluanku dipegang, saya tak sanggup mengindar lagi. Ibu Linda menggenggam batangku dan menggosok dengan lembut. Aku semakin terangsang. Pelan-lahan ia menarik celanaku ke bawah, saya membiarkan saja celanaku dicopot. Aku kini bercelana dalam saja, ujung kemaluanku tampak lembap sedikit. Dia terus mengusap batangku. Sambil tersenyum,dia melepaskan celana dalamku, dan tampaklah batang kemaluanku dihadapannya. Dia tampak kagum melihatnya.
Terasa kelembutan jari jemarinya mengusap dan membelai batang kemaluanku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kemaluanku diperlakukan menyerupai itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.Tiba-tiba, saya terasa kehangatan dan lembap di batang kemaluanku. Aku tunduk dan dapati batang kemaluanku ada didalam lisan Ibu Linda.
Dia mengulum batangku dan memainkan dengan lidahnya, saya terasa geli dan rasa mau keluar. Aku berusaha semoga tidak cepat keluar. Ibu Linda menghisap batangku dengan rakus."Ahhh.......mmmmm........" saya mengerang keenakan. Sampai ke pangkal ia kulum, sambil matanya terpejam, hanya adakala membuka dikala ia memandang ke arahku. Aku meremas rambutnya dan sorongkan kemaluanku ke mulutnya. Terasa hujung kemaluanku gulat dalam mulutnya dikala saya dorong sedalam-dalamnya. Habis batangku dijilatnya.Batangku diperlakukan menyerupai eskrim, dijilat dengan rakus. Biji akupun diremas lembut sambil menjilat batang kemaluanku. Setelah itu, ia genggam kemaluanku dikala bijiku dikulum dan dijilat. Aku terasa mau meledak dikala itu, sedap tak terkira, hanya bunyi saya yang mengerang keenakan.Kemudian, Ibu Linda berhenti.
Dia bangkit dan berdiri menghadap aku, kami berhadapan. Terasa kehangatan tubuh kami di kamar itu. Aku memerhatikannya atas bawah sambil tersenyum, ia juga demikian. Mata kami bertatapan, tiada kata-kata yang keluar.Aku rapatkan badanku ke arahnya, sambil kedua tanganku melingkar pinggangnya. Aku rangkul dan tarik rapat ke tubuhku. Ibu Linda juga memeluk leher dan badanku. Kami semakin rapat, dan saya terus memeluknya. Terdengar bunyi mendesis kami berdua. Aku rangkul penuh kasih sayang dengan tangan kami meraba ke seluruh punggung. Aku eratkan pelukan, kemaluanku menusuk-nusuk perutnya. Aku pegang pantatnya dan dorong serapat-rapat ke arah tubuhku. Aku rasa sungguh bahagia, pertama kali melaksanakan ini dengan seorang perempuan Cina yang manis rupawan, yeng telah usang menjadi impianku.Kami saling menatap agak lama.
Lehernya saya cium,aku kecup.Begitu juga dengan Ibu Linda, ia juga memperlihatkan kerjasama dalam pelukan ini, leherku dikecupnya juga.Kami saling mendesis keenakan berselang seling sambil meneruskan pelukan dan rabaan ke seluruh badan.Kami berpandangan, mata saling menatap, bibir semakin rapat, dan rapat. Lekatlah bibirku dengan bibir perempuan itu. Ibu Linda cerdik dalam berciuman.Dialah yang menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku terus menghisap lidahnya. Lidah saya juga hisap dengan lembut dikala saya menjulurkan ke dalam mulutnya. Lidah kami saling bertautan mesra dan pelukan makin rapat. Ibu Linda terpaksa menjinjitkan kakinya sedikit dikala saya menyedot dengan berpengaruh lidahnya.Pelan-lahan, saya membaringkan Ibu Linda ke atas kasur. Buah dadanya yang besar itu pribadi bergetar dikala tubuhnya menyentuh kasur. Tangannya masih dilingkarkan di bahuku.Kami masih saling berkecupan.Aku menindih Ibu Linda sambil meneruskan pelukan. Ciumanku,aku arahkan ke lehernya,kemudian terus hingga ke buah dadanya. Aku hisap dan gigit putingnya,bergantian,kiri dan kanan.Ibu Linda menggeliat keenakan.Aku hisap semaunya, dengan ditingkahi oleh rintihan Ibu Linda.Aku terus mencium,kini kepingan pusarnya saya jilat. Aku turun lagi, hingga ke pangkal vaginanya. Kemudian, saya berhenti, saya lihat kemaluannya, agak merah, dihiasi dengan bulu-bulu halus yang tersusun rapi. Kelihatan kelentitnya yang merah bergerak-gerak pelan. Vaginanya kelihatan basah, berair, saya jadi nafsu, terus saya ulurkan jari saya ke kemaluannya. Aku usap dengan lembut bibir kemaluannya.
Ibu Linda mengerang yummy sambil menggerak-gerakkan pantatnya. Aku mainkan kemaluannya, kelentitnya saya gigit pelahan,dan terangkat pantatnya menahan kesedapan itu.Kelentitnya saya mainkan dengan lidah,berulang2,tiba2 tubuh Ibu Linda mengejang dan pengecap dan bibirku terasa basah."Ahhhhhh......hhhhhhhhhh........"Rupa2nya Ibu Linda sudah klimaks.Aku berhenti menjilat dan usapkan bibirku dengan sprei kasurnya. Aku memainkan jariku di vaginanya. Aku masukkan sedikit, ia mengerang. Aku tusuk dan tarik lagi,dia mengerang makin kuat, bunyi yang menaikkan nafsuku.Tubuhnya saya baringkan, kemudian saya mendekapnya. Lubang kemaluannya sudah basah.
Aku julurkan ujung kemaluanku bermain2 di sekitar bibir vaginanya. Dia makin mengerang kuat."Please ...ssss........"pinta Ibu Linda dengan bunyi yang tersendat-sendat sambil memegang erat leherku.Ujung kemaluanku yang lembap lekat dengan vaginanya yang berair itu menyebarkan saya makin nafsu. Pelan-lahan saya tusuk vaginanya. Terasa sempit, Sulit juga untuk diterobos, mungkin jarang digunakan.Ibu Linda menjerit kecil sambil mengeratkan lagi rangkulannya."Arghhhhh.....hhhhhh......."Batang kemaluanku,aku benamkan dalam dalam, hingga habis. Aku membiarkannya berendam dalam lubang nikmat itu sambil kami terus berkecupan. Setelah itu, dengan pelan saya angkat dan tusuk kembali. Suara rintihannya memberi semangat ayunanku. Aku genjot lagi, mata saya terpejam menahan kenikmatan yang luar biasa ini.Setelah puas dengan posisi itu, saya angkat Ibu Linda sambil saya duduk bersila. Kemudian, saya dorong semoga vaginanya ke arah batangku.
Ibu Linda ku dudukkan atas batangku. Kini ia yang melaksanakan gerakan. Ibu Linda mengayuh tubuhnya atas bawah sambil mengerang dengan tanganku memeluk tubuhnya. Suara kami seolah bersautan mengerang keenakan. Aku lonjorkan kaki dan membaringkan tubuh dengan Ibu Linda masih berada di atas. Aku rasa batangku agak sakit, menyerupai mau patah. Kemudian saya kembali ke posisi menyerupai tadi. Sekali lagi tubuh Ibu Linda mengejang, klimaksnya tiba lagi, terasa lembap batang ku didalam vaginanya.
Aku telungkupkan Bu Linda dan saya angkat pinggangnya, nungging sedikit. Kelihatan lubang vaginanya yang lembap menanti batangku. Aku terus sorongkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya dari arah belakang. Terasa sedikit sempit. Aku dayung dengan lembut dan makin laju. Rintihannya berselang seling dengan suaraku yang mengerang keenakan. Sambil menusuk, saya mainkan teteknya, putingnya saya pilin-pilin hingga saya merasa hendak keluar, kemudian saya cabut kontolku. Aku menelentangkannya lagi dan kami berpelukan lagi.
Aku mengistirahatkan kontolku sebentar semoga tidak keluar.Ketika sudah kembali terkontrol, saya kembali dorong kontolku ke lubang vaginanya. Aku dayung dengan laju, makin laju dan terasa dihujung kontolku menyerupai gunung berapi yang hendak memuntahkan lavanya, dan ......."Arrrggghhhhh ........"Satu letupan air mani menerjang ke dasar vagina Ibu Linda diikuti jeritan kenikmatan yang maksimum keluar dari lisan Ibu Linda dengan keadaan tubuh yang kejang. Rupa-rupanya, kami mencapai titik puncak bersama. Terasa kebasahan di dalam vaginanya, air maniku berpadu dengan air maninya. Aku biarkan kontolku terendam di situ buat sementara. Peluh yang memercik telah membasahi tubuh kami.
Aku keletihan, begitu juga dengan Ibu Linda, kami terkapar bersama di pulau harapan sesudah berdayung di lautan berahi yang bergelora.Pelan-lahan, matanya dibuka. Aku pandang dan renung jauh di dalam matanya. Terpancar kebahagiaan dan kepuasan di wajahnya. Aku juga begitu. Kami berkecupan tanda berterima kasih atas kerjasama dalam mendapat mendapat kepuasan seksual. Aku cabut kemaluanku dan berbaring di sebelahnya. Nafas turun naik dengan kencang.Ibu Linda merapatkan tubuhnya ke arahku. Dia meletakkan kepalanya atas lenganku sambil tangan kanannya memeluk badanku. Jarinya memilin-milin putingku.
Aku rasa geli, tapi enak. Kemudian, tangannya lari dan memegang batang ku yang lembek dan lembap itu. Diusap dan dibelainya dengan penuh manja. Aku biarkan saja, sambil membelai rambutnya. Dahinya saya kecup mesra. Malam itu, kami tidur bersama dalam keadaan telanjang dan berpelukan. Nyenyak dikarenakan telah mengarungi lautan asmara bersama. Subuh itu, saya terjaga dengan semangat baru. Kemaluanku kembali ngaceng sengaceng-ngacengnya. Ibu Linda saya bangunkan, ternyata diapun menginginkannya. Dan sekali lagi kami belayar bersama ke pulau harapan lagi. Akhirnya terdampar juga di pantai pulau harapan itu dengan sukses. Untuk kedua kalinya air maniku disemprotkan ke dalam lubuk kenikmatan yang tak ada tandingannya.Setelah pagi, kami bangun. Aku mengenakan kembali pakaian dan membasuh muka. Ibu Linda menggunakan kembali dasternya dan terus ke bawah.
Saat saya turun, telah terhidang dua cangkir teh di atas meja. Kami mimum dan saya meminta diri untuk pulang.Di muka pintu, sebelum pulang, Ibu Linda memperlihatkan kecupan ke bibirku, dan mengingatkan saya semoga tiba lagi malam ini. Aku angguk sambil tersenyum penuh arti....Masih ada lagi 5 malam sebelum suami Ibu Linda pulang. Setiap malam akan kumanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapat kenikmatan yang tiada tara ini. Dan selama 5 malam itulah saya mempunyai kesempatan menggauili isterinya dengan banyak sekali gaya sepuas-puas-nya. Aku tidak lagi tidur di kamar tamu,tetapi di kamar Ibu Linda. Kami tidur bersama, bertelanjang sepanjang malam menyerupai suami isteri. Ibu Linda menyukai pelayananku. Selama itu, kami telah melaksanakan korelasi berbelas kali. Bukan hanya di dalam kamar, malah di dalam kamar mandi juga. Ada kalanya kami bercinta dikala mandi bersama di waktu malam atau pagi. Aku rasa sungguh senang selama berada di rumahnya.
Jessica tidak tahu mengenai korelasi ibunya dengan aku. Walau pun ia tahu saya bermalam di rumahnya, tapi ia tak tahu yang saya bermalam di kamar ibunya. Teknik bercinta kami perdalam, setiap posisi akan kami coba.Kami sudah tak pilih tempat, asalkan aman, kami melakukannya. Sesaat mandi bersama, ia akan menggosok badanku dengan sabun, serta dikocoknya kontolku. Aku juga menyabun ke seluruh anggota badannya. Selepas itu, lubang vaginanya menjadi target kontolku, kami melaksanakan sambil berdiri. Jika tidak orang di rumah, kami akan bertelanjang sepanjang hari, baik di ruang tamu maupun di dapur. Kami benar-benar senang berkelakuan sperti itu. Pernah sekali Ibu Linda meminta saya semprotkan air mani ke mulutnya menyerupai yang pernah kami lihat di DVD , tetapi ia terus muntah. Mungkin belum biasa. Tapi untuk kedua kali dan selanjutnya, Ibu Linda tidak lagi muntah dikala saya menyemprotkan air mani ke dalam mulutnya, ia akan pribadi menelannya kemudian ia terus menjilatnya air mani yang tersisa di-kontolku hingga kering.Aku semakin tau suami Ibu Linda jarang bersama dengan Ibu Linda alasannya ialah terlalu sibuk.
"Pantas lubang vaginanya masih sempit" bisik hatiku. Ini diakui sendiri olehnya. Sebab itulah Ibu Linda merelakan dirinya disetubuhi alasannya ialah sudah usang lubangnya tak dimasuki oleh kontol lelaki serta dibanjiri dengan air mani yang hangat. Ibu Linda juga memberitahu ia bersama-sama gembira dikala tau suaminya akan dinas luar selama beberapa hari dan saya akan menemaninya selama suaminya pergi. Kaprikornus kesempatan itu tidak disia-siakannya, Ibu Linda sengaja mencari jalan semoga sanggup bercinta denganku. Rupanya, Ibu Linda sengaja ber-pura-pura jatuh ditangga untuk memancing aku.Aku juga bertanya perihal resiko alasannya ialah saya telah memuntahkan air maniku ke-vaginanya. Aku takut ia hamil nanti. Tetapi Ibu Linda menjelaskan yang ia secara teratur mengkonsumsi pil KB. Lega hatiku mendengar jawabannya. Setelah ia memberitahu rahasianya, saya juga menyatakan kalau saya sudah usang menginginkan dirinya.
Kukatakan kalau sanggup bersentuhanpun sudah lumayan, tapi ketika kesempatan untuk saya bersama dengannya terbuka luas, saya wujudkan harapan aku. Kemudian, kami ketawa bersama. Tidak sia-sialah saya telat pulang ke kampung untuk menemaninya.Malam ini malam terakhir saya menemaninya. Kami bercinta sepanjang malam, hingga kelelahan. Besok saya akan pulang ke kampung, dan suaminya akan tiba dan akan tidur bersama dengan ibu Linda, jadi kami bercinta sepuas-puasnya. Bisa dikatakan kami tak tidur malam itu.
Keesokan paginya, saya pulang. Sebelum pulang, Ibu Linda mengucapkan terima kasih alasannya ialah saya telah bersedia menemaninya selama suaminya tidak ada Aku juga mengucapkan terima kasih atas layanan yang diberikan. Ibu Linda menyatakan bahwa ia sangat puas dengan korelasi kami ini, tidak pernah ia mendapat kepuasan menyerupai itu dari suaminya.Jauh di sudut hatiku, saya besar hati alasannya ialah sanggup membantunya mencapai kepuasan yang diharapkannya.Tengah hari itu, suaminya pulang dan saya dalam perjalanan pulang ke kampung menghabiskan liburan sekolah.Hubunganku dengan Ibu Linda tetap berjalan sesudah tahun fatwa baru.
Aku tidak memberi les lagi ke-Jessica alasannya ialah kebetulan kini saya menjadi guru kelas Jessica dan sekolah kami melarang guru kelas memberi les kepada murid kelasnya sendiri. Kesempatan untuk tetap berafiliasi timbul dengan diikutkannya Jessica ke-sanggar melukis bersama Cindy yang masih terhitung tetangganya. Saat Jessica berangkat bersama Cindy dengan diantar supir Cindy saya sudah siap masuk rumah untuk bercinta dengan Ibu Linda. Seringkali Jessica dijinkan untuk pribadi ke-Bintaro Plaza untuk jajan bersama Cindy sehingga waktu kami menjadi lebih panjang. Pernah ketika Jessica pulang saya masih dikamar, terpaksa saya sembunyi dulu hingga Jessica mandi. Sayangnya hingga dikala ini suami Ibu Linda belum sanggup kiprah keluar lagi.
Jelas kelihatan bentuk tubuhnya yang bohai yang telah usang saya impikan itu. Aku lihat mata Ibu Linda terpejam, mungkin menanti tindakan berikuttnya dariku.Badannya yang mulus itu saya raba dan urut dengan pelan atas ke bawah hingga melewati pinggangnya. Pantatnya yang tidak dibaluti pakaian itu saya remas dengan lembut. Aku pijit-pijit, saya remas-remas ke seluruh tubuh yang telanjang itu. Kemaluanku sudah keras sekali. Aku tak tahan lagi, saya terus buka baju. Sambil saya meraba dan menggosok seluruh tubuhnya, saya coba mendekatkan mulutku ke badannya, saya sanggup menghirup harum tubuhnya. Pelan-lahan bibirku nempel kebadannya. Kukecup dengan lembut. Ibu Linda mendesis lembut. Aku kecup lagi, dan terus saya melarikan ciuman ke seluruh punggungnya. Kadang-kala saya jilat sedikit.Aku arahkan mulutku hingga ke pantat. Pantat itu saya cium dan saya kecup, sambil tangan meneruskan rabaan, bunyi rintihannya makin jelas. Saat saya hendak mencium celah pantatnya, tiba-tiba Ibu Linda bangkit duduk dan menjuntaikan kakinya ke tepi kasur.
Aku terpaksa bangkit dan berdiri di atas karpet.Ibu Linda kini duduk menghadap saya dengan tubuh telanjang memerhatikan saya yang berdiri dihadapannya sambil mengelus kemaluan yang menegang dari luar celana pelatihan yang masih saya pakai. Aku sanggup melihat tubuhnya dari arah depan, dari buah dadanya yang besar dan padat itu, saya lihat putingnya yang menegang. Putih, halus, mulus dan bagus sekali badannya. Ketika saya masih ter-bengong-bengong, tiba-tiba tangan kanannya memegang kemaluanku. Aku tersentak dan terus mundur sedikit ke belakang. Ibu Linda menarik celana pelatihan saya kearahnya. Sekali lagi kemaluanku dipegang, saya tak sanggup mengindar lagi. Ibu Linda menggenggam batangku dan menggosok dengan lembut. Aku semakin terangsang. Pelan-lahan ia menarik celanaku ke bawah, saya membiarkan saja celanaku dicopot. Aku kini bercelana dalam saja, ujung kemaluanku tampak lembap sedikit. Dia terus mengusap batangku. Sambil tersenyum,dia melepaskan celana dalamku, dan tampaklah batang kemaluanku dihadapannya. Dia tampak kagum melihatnya.
Terasa kelembutan jari jemarinya mengusap dan membelai batang kemaluanku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kemaluanku diperlakukan menyerupai itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.Tiba-tiba, saya terasa kehangatan dan lembap di batang kemaluanku. Aku tunduk dan dapati batang kemaluanku ada didalam lisan Ibu Linda.
Dia mengulum batangku dan memainkan dengan lidahnya, saya terasa geli dan rasa mau keluar. Aku berusaha semoga tidak cepat keluar. Ibu Linda menghisap batangku dengan rakus."Ahhh.......mmmmm........" saya mengerang keenakan. Sampai ke pangkal ia kulum, sambil matanya terpejam, hanya adakala membuka dikala ia memandang ke arahku. Aku meremas rambutnya dan sorongkan kemaluanku ke mulutnya. Terasa hujung kemaluanku gulat dalam mulutnya dikala saya dorong sedalam-dalamnya. Habis batangku dijilatnya.Batangku diperlakukan menyerupai eskrim, dijilat dengan rakus. Biji akupun diremas lembut sambil menjilat batang kemaluanku. Setelah itu, ia genggam kemaluanku dikala bijiku dikulum dan dijilat. Aku terasa mau meledak dikala itu, sedap tak terkira, hanya bunyi saya yang mengerang keenakan.Kemudian, Ibu Linda berhenti.
Dia bangkit dan berdiri menghadap aku, kami berhadapan. Terasa kehangatan tubuh kami di kamar itu. Aku memerhatikannya atas bawah sambil tersenyum, ia juga demikian. Mata kami bertatapan, tiada kata-kata yang keluar.Aku rapatkan badanku ke arahnya, sambil kedua tanganku melingkar pinggangnya. Aku rangkul dan tarik rapat ke tubuhku. Ibu Linda juga memeluk leher dan badanku. Kami semakin rapat, dan saya terus memeluknya. Terdengar bunyi mendesis kami berdua. Aku rangkul penuh kasih sayang dengan tangan kami meraba ke seluruh punggung. Aku eratkan pelukan, kemaluanku menusuk-nusuk perutnya. Aku pegang pantatnya dan dorong serapat-rapat ke arah tubuhku. Aku rasa sungguh bahagia, pertama kali melaksanakan ini dengan seorang perempuan Cina yang manis rupawan, yeng telah usang menjadi impianku.Kami saling menatap agak lama.
Lehernya saya cium,aku kecup.Begitu juga dengan Ibu Linda, ia juga memperlihatkan kerjasama dalam pelukan ini, leherku dikecupnya juga.Kami saling mendesis keenakan berselang seling sambil meneruskan pelukan dan rabaan ke seluruh badan.Kami berpandangan, mata saling menatap, bibir semakin rapat, dan rapat. Lekatlah bibirku dengan bibir perempuan itu. Ibu Linda cerdik dalam berciuman.Dialah yang menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku terus menghisap lidahnya. Lidah saya juga hisap dengan lembut dikala saya menjulurkan ke dalam mulutnya. Lidah kami saling bertautan mesra dan pelukan makin rapat. Ibu Linda terpaksa menjinjitkan kakinya sedikit dikala saya menyedot dengan berpengaruh lidahnya.Pelan-lahan, saya membaringkan Ibu Linda ke atas kasur. Buah dadanya yang besar itu pribadi bergetar dikala tubuhnya menyentuh kasur. Tangannya masih dilingkarkan di bahuku.Kami masih saling berkecupan.Aku menindih Ibu Linda sambil meneruskan pelukan. Ciumanku,aku arahkan ke lehernya,kemudian terus hingga ke buah dadanya. Aku hisap dan gigit putingnya,bergantian,kiri dan kanan.Ibu Linda menggeliat keenakan.Aku hisap semaunya, dengan ditingkahi oleh rintihan Ibu Linda.Aku terus mencium,kini kepingan pusarnya saya jilat. Aku turun lagi, hingga ke pangkal vaginanya. Kemudian, saya berhenti, saya lihat kemaluannya, agak merah, dihiasi dengan bulu-bulu halus yang tersusun rapi. Kelihatan kelentitnya yang merah bergerak-gerak pelan. Vaginanya kelihatan basah, berair, saya jadi nafsu, terus saya ulurkan jari saya ke kemaluannya. Aku usap dengan lembut bibir kemaluannya.
Ibu Linda mengerang yummy sambil menggerak-gerakkan pantatnya. Aku mainkan kemaluannya, kelentitnya saya gigit pelahan,dan terangkat pantatnya menahan kesedapan itu.Kelentitnya saya mainkan dengan lidah,berulang2,tiba2 tubuh Ibu Linda mengejang dan pengecap dan bibirku terasa basah."Ahhhhhh......hhhhhhhhhh........"Rupa2nya Ibu Linda sudah klimaks.Aku berhenti menjilat dan usapkan bibirku dengan sprei kasurnya. Aku memainkan jariku di vaginanya. Aku masukkan sedikit, ia mengerang. Aku tusuk dan tarik lagi,dia mengerang makin kuat, bunyi yang menaikkan nafsuku.Tubuhnya saya baringkan, kemudian saya mendekapnya. Lubang kemaluannya sudah basah.
Aku julurkan ujung kemaluanku bermain2 di sekitar bibir vaginanya. Dia makin mengerang kuat."Please ...ssss........"pinta Ibu Linda dengan bunyi yang tersendat-sendat sambil memegang erat leherku.Ujung kemaluanku yang lembap lekat dengan vaginanya yang berair itu menyebarkan saya makin nafsu. Pelan-lahan saya tusuk vaginanya. Terasa sempit, Sulit juga untuk diterobos, mungkin jarang digunakan.Ibu Linda menjerit kecil sambil mengeratkan lagi rangkulannya."Arghhhhh.....hhhhhh......."Batang kemaluanku,aku benamkan dalam dalam, hingga habis. Aku membiarkannya berendam dalam lubang nikmat itu sambil kami terus berkecupan. Setelah itu, dengan pelan saya angkat dan tusuk kembali. Suara rintihannya memberi semangat ayunanku. Aku genjot lagi, mata saya terpejam menahan kenikmatan yang luar biasa ini.Setelah puas dengan posisi itu, saya angkat Ibu Linda sambil saya duduk bersila. Kemudian, saya dorong semoga vaginanya ke arah batangku.
Ibu Linda ku dudukkan atas batangku. Kini ia yang melaksanakan gerakan. Ibu Linda mengayuh tubuhnya atas bawah sambil mengerang dengan tanganku memeluk tubuhnya. Suara kami seolah bersautan mengerang keenakan. Aku lonjorkan kaki dan membaringkan tubuh dengan Ibu Linda masih berada di atas. Aku rasa batangku agak sakit, menyerupai mau patah. Kemudian saya kembali ke posisi menyerupai tadi. Sekali lagi tubuh Ibu Linda mengejang, klimaksnya tiba lagi, terasa lembap batang ku didalam vaginanya.
Aku telungkupkan Bu Linda dan saya angkat pinggangnya, nungging sedikit. Kelihatan lubang vaginanya yang lembap menanti batangku. Aku terus sorongkan batang kemaluanku ke dalam vaginanya dari arah belakang. Terasa sedikit sempit. Aku dayung dengan lembut dan makin laju. Rintihannya berselang seling dengan suaraku yang mengerang keenakan. Sambil menusuk, saya mainkan teteknya, putingnya saya pilin-pilin hingga saya merasa hendak keluar, kemudian saya cabut kontolku. Aku menelentangkannya lagi dan kami berpelukan lagi.
Aku mengistirahatkan kontolku sebentar semoga tidak keluar.Ketika sudah kembali terkontrol, saya kembali dorong kontolku ke lubang vaginanya. Aku dayung dengan laju, makin laju dan terasa dihujung kontolku menyerupai gunung berapi yang hendak memuntahkan lavanya, dan ......."Arrrggghhhhh ........"Satu letupan air mani menerjang ke dasar vagina Ibu Linda diikuti jeritan kenikmatan yang maksimum keluar dari lisan Ibu Linda dengan keadaan tubuh yang kejang. Rupa-rupanya, kami mencapai titik puncak bersama. Terasa kebasahan di dalam vaginanya, air maniku berpadu dengan air maninya. Aku biarkan kontolku terendam di situ buat sementara. Peluh yang memercik telah membasahi tubuh kami.
Aku keletihan, begitu juga dengan Ibu Linda, kami terkapar bersama di pulau harapan sesudah berdayung di lautan berahi yang bergelora.Pelan-lahan, matanya dibuka. Aku pandang dan renung jauh di dalam matanya. Terpancar kebahagiaan dan kepuasan di wajahnya. Aku juga begitu. Kami berkecupan tanda berterima kasih atas kerjasama dalam mendapat mendapat kepuasan seksual. Aku cabut kemaluanku dan berbaring di sebelahnya. Nafas turun naik dengan kencang.Ibu Linda merapatkan tubuhnya ke arahku. Dia meletakkan kepalanya atas lenganku sambil tangan kanannya memeluk badanku. Jarinya memilin-milin putingku.
Aku rasa geli, tapi enak. Kemudian, tangannya lari dan memegang batang ku yang lembek dan lembap itu. Diusap dan dibelainya dengan penuh manja. Aku biarkan saja, sambil membelai rambutnya. Dahinya saya kecup mesra. Malam itu, kami tidur bersama dalam keadaan telanjang dan berpelukan. Nyenyak dikarenakan telah mengarungi lautan asmara bersama. Subuh itu, saya terjaga dengan semangat baru. Kemaluanku kembali ngaceng sengaceng-ngacengnya. Ibu Linda saya bangunkan, ternyata diapun menginginkannya. Dan sekali lagi kami belayar bersama ke pulau harapan lagi. Akhirnya terdampar juga di pantai pulau harapan itu dengan sukses. Untuk kedua kalinya air maniku disemprotkan ke dalam lubuk kenikmatan yang tak ada tandingannya.Setelah pagi, kami bangun. Aku mengenakan kembali pakaian dan membasuh muka. Ibu Linda menggunakan kembali dasternya dan terus ke bawah.
Saat saya turun, telah terhidang dua cangkir teh di atas meja. Kami mimum dan saya meminta diri untuk pulang.Di muka pintu, sebelum pulang, Ibu Linda memperlihatkan kecupan ke bibirku, dan mengingatkan saya semoga tiba lagi malam ini. Aku angguk sambil tersenyum penuh arti....Masih ada lagi 5 malam sebelum suami Ibu Linda pulang. Setiap malam akan kumanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapat kenikmatan yang tiada tara ini. Dan selama 5 malam itulah saya mempunyai kesempatan menggauili isterinya dengan banyak sekali gaya sepuas-puas-nya. Aku tidak lagi tidur di kamar tamu,tetapi di kamar Ibu Linda. Kami tidur bersama, bertelanjang sepanjang malam menyerupai suami isteri. Ibu Linda menyukai pelayananku. Selama itu, kami telah melaksanakan korelasi berbelas kali. Bukan hanya di dalam kamar, malah di dalam kamar mandi juga. Ada kalanya kami bercinta dikala mandi bersama di waktu malam atau pagi. Aku rasa sungguh senang selama berada di rumahnya.
Jessica tidak tahu mengenai korelasi ibunya dengan aku. Walau pun ia tahu saya bermalam di rumahnya, tapi ia tak tahu yang saya bermalam di kamar ibunya. Teknik bercinta kami perdalam, setiap posisi akan kami coba.Kami sudah tak pilih tempat, asalkan aman, kami melakukannya. Sesaat mandi bersama, ia akan menggosok badanku dengan sabun, serta dikocoknya kontolku. Aku juga menyabun ke seluruh anggota badannya. Selepas itu, lubang vaginanya menjadi target kontolku, kami melaksanakan sambil berdiri. Jika tidak orang di rumah, kami akan bertelanjang sepanjang hari, baik di ruang tamu maupun di dapur. Kami benar-benar senang berkelakuan sperti itu. Pernah sekali Ibu Linda meminta saya semprotkan air mani ke mulutnya menyerupai yang pernah kami lihat di DVD , tetapi ia terus muntah. Mungkin belum biasa. Tapi untuk kedua kali dan selanjutnya, Ibu Linda tidak lagi muntah dikala saya menyemprotkan air mani ke dalam mulutnya, ia akan pribadi menelannya kemudian ia terus menjilatnya air mani yang tersisa di-kontolku hingga kering.Aku semakin tau suami Ibu Linda jarang bersama dengan Ibu Linda alasannya ialah terlalu sibuk.
"Pantas lubang vaginanya masih sempit" bisik hatiku. Ini diakui sendiri olehnya. Sebab itulah Ibu Linda merelakan dirinya disetubuhi alasannya ialah sudah usang lubangnya tak dimasuki oleh kontol lelaki serta dibanjiri dengan air mani yang hangat. Ibu Linda juga memberitahu ia bersama-sama gembira dikala tau suaminya akan dinas luar selama beberapa hari dan saya akan menemaninya selama suaminya pergi. Kaprikornus kesempatan itu tidak disia-siakannya, Ibu Linda sengaja mencari jalan semoga sanggup bercinta denganku. Rupanya, Ibu Linda sengaja ber-pura-pura jatuh ditangga untuk memancing aku.Aku juga bertanya perihal resiko alasannya ialah saya telah memuntahkan air maniku ke-vaginanya. Aku takut ia hamil nanti. Tetapi Ibu Linda menjelaskan yang ia secara teratur mengkonsumsi pil KB. Lega hatiku mendengar jawabannya. Setelah ia memberitahu rahasianya, saya juga menyatakan kalau saya sudah usang menginginkan dirinya.
Kukatakan kalau sanggup bersentuhanpun sudah lumayan, tapi ketika kesempatan untuk saya bersama dengannya terbuka luas, saya wujudkan harapan aku. Kemudian, kami ketawa bersama. Tidak sia-sialah saya telat pulang ke kampung untuk menemaninya.Malam ini malam terakhir saya menemaninya. Kami bercinta sepanjang malam, hingga kelelahan. Besok saya akan pulang ke kampung, dan suaminya akan tiba dan akan tidur bersama dengan ibu Linda, jadi kami bercinta sepuas-puasnya. Bisa dikatakan kami tak tidur malam itu.
Keesokan paginya, saya pulang. Sebelum pulang, Ibu Linda mengucapkan terima kasih alasannya ialah saya telah bersedia menemaninya selama suaminya tidak ada Aku juga mengucapkan terima kasih atas layanan yang diberikan. Ibu Linda menyatakan bahwa ia sangat puas dengan korelasi kami ini, tidak pernah ia mendapat kepuasan menyerupai itu dari suaminya.Jauh di sudut hatiku, saya besar hati alasannya ialah sanggup membantunya mencapai kepuasan yang diharapkannya.Tengah hari itu, suaminya pulang dan saya dalam perjalanan pulang ke kampung menghabiskan liburan sekolah.Hubunganku dengan Ibu Linda tetap berjalan sesudah tahun fatwa baru.
Aku tidak memberi les lagi ke-Jessica alasannya ialah kebetulan kini saya menjadi guru kelas Jessica dan sekolah kami melarang guru kelas memberi les kepada murid kelasnya sendiri. Kesempatan untuk tetap berafiliasi timbul dengan diikutkannya Jessica ke-sanggar melukis bersama Cindy yang masih terhitung tetangganya. Saat Jessica berangkat bersama Cindy dengan diantar supir Cindy saya sudah siap masuk rumah untuk bercinta dengan Ibu Linda. Seringkali Jessica dijinkan untuk pribadi ke-Bintaro Plaza untuk jajan bersama Cindy sehingga waktu kami menjadi lebih panjang. Pernah ketika Jessica pulang saya masih dikamar, terpaksa saya sembunyi dulu hingga Jessica mandi. Sayangnya hingga dikala ini suami Ibu Linda belum sanggup kiprah keluar lagi.