Gadis Gadis Kecilku

Cerita ini bermula ketika saya berumur 32 tahun, saya waktu itu sudah bekerja sebagai kepala pecahan di sebuah perusahaan BUMN, penghasilanku lebih dari cukup. Apapun bisa kupenuhi, hanya satu yang belum sanggup kuraih, yaitu kebahagiaan keluarga, atau dengan kata lain punya istri dan punya anak. Aku hidup sebagai bujangan, kadang untuk memenuhi hasrat biologisku, saya mencarter perempuan malam yang kesepian.Ketika itu saya masih kost di kota A, kota yang indah dan tidak terlalu ramai, lantaran di kota A itulah saya bekerja. Aku kost di rumah seorang ibu muda dengan satu anak gadisnya.
Sebut saja ibu muda itu yaitu Tante Linda, dan anak gadisnya yang masih 12 tahun usianya dan duduk di dingklik Sekolah Menengah Pertama kelas 1, namanya Lia. Suami Tante Linda, sebut saja Oom Joko bekerja di ibukota, di suatu instansi pemerintah, dan memiliki jabatan strategis. Setiap 2 ahad sekali, Oom Joko pulang ke kota A, saya sendiri cukup erat dengan Oom Joko, umurku dengannya tidak terlalu terpaut jauh. Oom Joko saya taksir gres berumur sekitar 35 tahun, sedangkan Tante Linda justru lebih renta sedikit, 37 tahun. Aku menyebut mereka Oom dan Tante, lantaran walaupun beda umur antara saya dan mereka sedikit, tetapi mereka sudah berkeluaga dan sudah punya seorang anak gadis.Tante Linda merupakan seorang sekretaris di sebuah perusahaan otomotif di kota B yang jaraknya tidak begitu jauh dari kota A.
Tante Linda berangkat pagi dan pulang malam, begitu seterusnya setiap harinya, sehingga saya kurang begitu dekat dengan Tante Linda. Justru kepada anak gadisnya yang masih Sekolah Menengah Pertama yang berjulukan Lia, saya merasa dekat. Sebab pada hari-hari kosongku, Lia lah yang menemaniku.Selama tinggal serumah dengan Tante Linda dan anak gadisnya, yaitu Lia,aku tidak pernah berpikiran buruk, contohnya ingin menyetubuhi Tante Linda atau yang lainnya. Aku menganggapnya sudah menyerupai abang sendiri. Dan kepada Lia, saya juga sudah menganggapnya sebagai keponakanku sendiri pula. Sampai balasannya ketika suatu hari, hujan gerimis rintik-rintik, pekerjaan kantor telah selesai saya kerjakan, dan ketika itu hari masih agak siang. Aku malas sekali ingin pulang, kemudian saya berpikir berbuat apa di hari menyerupai ini sendirian. Akhirnya saya putuskan meminjam kaset VCD Blue Film yang berjudul Tarzan X ke rekan kerjaku. Kebetulan ia selalu membawanya, saya pinjam ke dia, kemudian saya cepat-cepat pulang. Keadaan rumah masih sangat sepi, lantaran Lia masih sekolah, dan Tante Linda bekerja. Karena saya kost sudah cukup lama, maka saya dipercaya oleh Oom Joko dan Tante Linda untuk menciptakan kunci duplikat. Jika sewaktu-waktu ada perlu di rumah, jadi tidak harus repot menunggu Lia pulang ataupun Tante Linda pulang.Aku sebetulnya ingin menyaksikan film tersebut di kamar, entah lantaran masih sepi, maka saya menyaksikannya di ruang keluarga yang kebetulan tempatnya di lantai atas. Ah.. usang juga saya tidak menyaksikan film menyerupai ini, dan memang usang juga saya tidak ML (making love) dengan perempuan malam yang biasa kupakai jawaban stres lantaran kerjaan yang tidak ada habis-habisnya.Aku mulai memutar film tersebut, dengan ukuran TV Sony Kirara Baso, seakan saya menyaksikan film bioskop, adegan demi adegan syur membuatku mulai kasar dan menciptakan batang kemaluanku berontak dari dalam celanaku. Aku kasihan pada adik kecilku itu, maka kulepaskan saja celanaku, kulepaskan juga bajuku, sehingga saya hanya menggunakan kaos singlet ketat saja. Celana panjang dan celana dalamku sudah kulepaskan,maka mulai bangkit dengan kencang dan kokohnya batang kemaluanku yang hitam, panjang, besar dan berdenyut-denyut.
Aku menikmatinya sesaat, hingga balasannya kupegangi sendiri batang kemaluanku itu dengan tangan kananku. Mataku tetap konsentrasi kepada layar TV, melihat adegan-adegan yang sudah sedemikian panasnya. Tarzan yang kolot itu sedang diajari oleh wanitanya untuk memasukkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan si wanita.Batang kemaluan yang dari tadi kupegangi, kini telah kukocok-kocok, lambat dan cepat silih berganti gerakanku dalam mengocok. Setelah sekian lama, saya merasa sudah tidak berpengaruh lagi menahan cairan mani yang ingin keluar.Lalu, "Ahh... crrrottt.. cccroottt...," saya sudah menyiapkan handuk kecil untuk menampung cairan mani yang keluar dari lubang kencing kemaluanku. Sehingga cairan itu tidak muncrat kemana-mana.Ternyata tanpa sepengetahuanku, ada sepasang mata melihat ke arahku dengan tidak berkedip, sepasang mata itu rupanya melihat semua yang kulakukan tadi. Aku gres saja membersihkan batang kemaluanku dengan handuk, kemudian sepasang mata itu keluar dari persembunyiannya, sambil berkata kecil."Oom Agus, lagi ngapain sih, kok main-main titit begitu, emang kenapa sih?" kata bunyi kecil mungil yang biasa kudengar.Bagaikan disambar geledek di siang hari, saya kaget, ternyata Lia sudah ada di belakangku.
Aku gugup akan bilang apa, kupikir anak ini niscaya sudah melihat apa yang kulakukan dari tadi."Eh, Llliiiiaaa.. gres pulang?" sahutku sekenanya."Iya nih Oom, ngga ada pelajaran." tukas Lia, kemudian Lia melanjutkan perkataannya, "Oom Agus, Lia tadi kan nanya, Oom lagi ngapain sih, kok mainin titit gitu?""Oohh ini..," saya sudah sedikit bisa mengontrol diri, "Ini.. Oom habis melaksanakan olahraga , Lia.""Ooohh.. habis olahraga yaaa..?" Lia sedikit heran."Iya kok.. olahraga Oom, ya begini, sama juga dengan olahraga papanya Lia." jawabku ingin meyakinkan Lia."Kalo olahraga Lia di sekolah niscaya sama pak guru Lia disuruh lari." Lia menimpali."Itu lantaran Lia kan masih sekolah,jadi olahraganya harus sesuai dengan petunjuk pak guru." jawabku lagi."Oom, Lia pernah lihat papa juga mainin titit persis menyerupai yang Oom Agus lakukan tadi, cuma bedanya papa mainin tititnya sama mama." Lia dengan polosnya menyampaikan hal itu."Eh, Lia pernah lihat papa dan mama olahraga begituan?" saya balik bertanya lantaran penasaran."Sering lihat Oom, kalo papa pulang, kalo malem niscaya melakukannya sama mama." ujar Lia masih dengan polosnya mengambarkan apa yang sering dilihatnya."Seperti ini yaa..?" sambil saya menunjuk ke cover gambar film Tarzan X, gambar Tarzan dengan memasukkan batang kemaluannya ke lubang kelamin wanitanya."Iya Oom, menyerupai apa yang di film itu lho!" jawab Lia, "Eh.. Oom, bagus lho filmnya, boleh ngga nih Lia nonton, mumpung ngga ada mama?""Boleh kok, cuma dengan syarat, Lia dihentikan menyampaikan hal ini sama papa dan mama, oke?"aku memberi syarat dengan perasaan kuatir kalau hingga Lia kisah pada mama dan papanya."Ntar Oom beliin coklat yang banyak deh." janjiku."Beres Oom, Lia ngga bakalan kisah ke mama dan papa." dengan santai Lia menjawab perkataanku, rupanya Lia pribadi duduk di sofa menghadap ke TV.Kuputar ulang lagi film Tarzan X tersebut, dan Lia menontonnya dengan sepenuh hati, adegan demi adegan dilihatnya dengan penuh perhatian. Aku sendiri termenung menyaksikan bahwa di depanku ada seorang gadis kecil yang periang dan pintar sedang menonton blue film dengan tenangnya.Sedangkan saya sendiri masih belum menggunakan celanaku, ikut melihat lagi adegan-adegan film Tarzan X itu, menciptakan batang kemaluanku tegang dan bangkit kembali, kubiarkan saja. Lama kelamaan, saya tidak melihat ke arah film Tarzan X itu, pandanganku beralih ke sosok hidup yang sedang menontonnya,yaitu Lia.Lia yaitu yang tergolong imut dan manis untuk gadis seusianya. Entah kenapa, saya ingin sekali bersetubuh dengan Lia, saya ingin menikmati rasanya lubang kelamin Lia, yang kubayangkan pastilah masih sangat sempit. Ahhh.. nafsuku kian membara lantaran memikirkan hal itu.Aku mencoba mencari akal, bagaimana caranya semoga keperawanan Lia bisa kudapatkan dan kurasakan. Kutunggu saja waktu tepatnya dengan sabar. Tidak terasa, selesailah film tersebut. Suara Lia balasannya memecahkan keheningan."Oom, tuh tititnya bangkit lagi." kata Lia sambil menunjuk ke arah batang kemaluanku yang memang sedang tegang."Iya nih Lia, tapi biarin saja deh, gimana dengan filmnya?" jawabku santai."Bagus kok Oom, persis menyerupai apa yang papa dan mama lakukan, dan Lia ada beberapa pertanyaan buat Oom nih." Lia tampaknya ingin menanyakan sesuatu."Pertanyaannya apa?" tanyaku."Kenapa sih, kalo olahraga gituan harus masukin titit ke... apa tuh, Lia ngga ngerti?" tanya Lia."Oh itu.., itu namanya titit dimasukkan ke lubang kencing atau disebut juga lubang memek, niscaya papa Lia juga melaksanakan hal itu ke mama kan?" jawabku menerangkan."Iya benar Oom,papa niscaya masukin tititnya ke lubang yang ada pada memek mama." Lia membenarkan jawabanku."Itulah seninya olahraga beginian Lia, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dilakukan berdua, olahraga ini khusus untuk dewasa." kataku memberi klarifikasi ke Lia."Lia sudah boleh ngga Oom.. melaksanakan olahraga menyerupai itu?" tanya Lia lagi.Ouw.. inilah yang saya tunggu.. dasar rejeki.. selalu saja tiba sendiri."Boleh sih, dengan satu syarat jangan bilang sama mama dan papa." jelasku.Terang saja saya membolehkan, lantaran itulah yang kuharapkan.
"Lia harus tahu, kalau Lia melaksanakan olahraga beginian akan merasa lelah sekali tetapi juga akan mencicipi enak." tambahku."Masa sih Oom? Tapi kayaknya ada benarnya juga sih, Lia lihat sendiri mama juga tampaknya merasa lelah tapi juga merasa keenakan, hingga menjerit-jerit lho Oom, malahan kadang menyerupai mau nangis." Lia yang polos rupanya sudah mulai tertarik dan tampaknya ingin tahu bagaimana rasanya."Emang gitu kok. Ee..., mumpung masih siang nich, mama Lia juga masih usang pulangnya, kalo Lia memang ingin olahraga beginian, kini saja gimana?" saya sudah tidak sabar ingin melihat pesona kemaluannya Lia, pastilah luar biasa."Ayolah!" Lia mengiyakan.Memang rasa ingin tahu anak gadis seusia Lia sangatlah besar. Ini yaitu hal gres bagi Lia. Segera saja kusiapkan segala sesuatunya di otakku. Aku ingin Lia mencicipi apa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kaos singlet yang menempel di tubuhku telah kulepas. Aku sudah telanjang bundar dengan batang kejantananku mengacung-ngacung keras dan tegang. Baru pernah seumur hidupku, saya telanjang di hadapan seorang gadis belia berumur 12 tahun. Lia hanya tersenyum-senyum memandangi batang kemaluanku yang bangkit dengan megahnya. Mungkin lantaran kebiasaan melihat papa dan mamanya telanjang bulat, sehingga melihatku telanjang bundar merupakan hal yang tidak aneh lagi bagi Lia.Kusuruh Lia untuk membuka seluruh pakaiannya. Awalnya Lia protes, tetapi sehabis kuberitahu dan kucontohkan kenapa mama Lia telanjang bulat, dan kenapa ceweknya Tarzan juga telanjang bulat, lantaran memang sudah begitu seharusnya. Akhirnya Lia mau melepas pakaiannya satu persatu. Aku melihat Lia melepaskan pakaiannya dengan mata tidak berkedip. Pertama sekali, lepaslah pakaian sekolah yang dikenakannya, kemudian rok biru dilepaskan juga. Sekarang Lia tinggal mengenakan kaos dalam dan celana dalam saja.Di balik kaos dalamnya yang cukup tebal itu, saya sudah melihat dua benjolan kecil yang mencuat, pastilah puting susunya Lia yang gres tumbuh.
Baru saja saya berpikiran menyerupai itu, Lia sudah membuka kaos dalamnya itu dan menyerupai apa yang kubayangkan, puting susu Lia yang masih kuncup, membenjol terlihat dengan terperinci di kedua mataku. Puting susu itu begitu indahnya. Lain sekali dengan yang biasa kulihat dan kurasakan dari perempuan malam langgananku, rata-rata puting susu mereka sudah merekah dan matang, sedangkan ini, saya hanya bisa menelan ludah.Payudara Lia memang belum nampak, lantaran karena faktor usia. Akan tetapi puting susunya sudah mulai menampakkan hasilnya. Membenjol cukup besar dan mencuat menantang untuk dinikmati. Warna puting susu Lia coklat kemerahan, saya melihat puting susu itu menegang tanpa Lia menyadarinya. Lalu Lia melepaskan juga celana dalamnya. Kembali saya dibuatnya sangat bernafsu, kemaluan Lia masih berupa garis lurus, menyerupai kebanyakan milik bawah umur gadis yang sering kulihat mandi di sungai. Vagina yang belum ditumbuhi bulu rambut satu pun, masih gundul. Aku sungguh-sungguh melihat pemandangan yang menakjubkan ini. Terbengong-bengong saya dibuatnya."Oom, udah semua nih, udah siap nih Oom."Aku tersentak dari lamunan begitu mendengar Lia berbicara."Oke, kini dimulai yaaa...?"Kuberi tanda ke Lia supaya tiduran di sofa. Pertama sekali saya meminta ijin ke Lia untuk menciuminya, Lia mengijinkan, rupanya lantaran sangat ingin atau lantaran Lia memang sudah mulai menuruti nafsunya sendiri, saya kurang tahu. Yang penting bagiku, saya mencicipi liang perawannya dan menyetubuhinya siang ini.Aku ciumi kening, pipi, hidung, bibir dan lehernya. Kupagut dengan mesra sekali. Kubuat seromantis mungkin. Lia hanya membisu seribu bahasa, menikmati sekali apa yang kulakukan kepadanya.Setelah puas saya menciuminya, "Lia, boleh ngga Oom netek ke Lia?" tanyaku meminta."Tapi Oom, tetek Lia kan belon sebesar menyerupai punya mama." kata Lia sedikit protes."Ngga apa-apa kok Lia, tetek segini malahan lebih enak." kilahku meyakinkan Lia."Ya deh, terserah Oom saja,asalkan ngga sakit aja." jawab Lia balasannya memperbolehkan."Dijamin deh ngga sakit, malahan Lia akan mencicipi yummy dan nikmat yang tiada tara." jawabku lagi.Segera saja kuciumi puting susu Lia yang kiri, Lia merasa geli dan menggelinjang-gelinjang keenakan, saya mencicipi puting susu Lia mulai mengalami penegangan total. Selanjutnya, saya hisap kedua puting susu tersebut bergantian.
Lia melenguh menahan geli dan nikmat, saya terus menyusu dengan rakusnya, kusedot sekuat-kuatnya, kutarik-tarik, sedangkan puting susu yang satunya lagi kupelintir-pelintir."Oom, kok yummy banget nihhh... oohhh... enakkk..." desah Lia keenakan.Lia terus merancau keenakan, saya sangat senang sekali. Setelah sekian usang saya menyusu, saya lepaskan puting susu tersebut. Puting susu itu sudah memerah dan sangat tegangnya. Lia sudah merasa mabuk oleh kenikmatan.Aku bimbing tangannya ke batang kemaluanku."Lia, kocok dong tititnya Oom Agus." saya meminta Lia untuk mengocok batang kemaluanku.Lia mematuhi apa yang kuminta, mengocok-ngocok dengan tidak beraturan. Aku memakluminya, lantaran Lia masih amatir, hingga balasannya saya justru merasa sakit sendiri dengan kocokan Lia tersebut, maka kuminta Lia untuk menghentikannya. Selanjutnya, kuminta Lia untuk mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, tanpa bertanya Lia pribadi saja mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, saya terpana sesaat melihat vagina Lia yang merekah.
Tadinya kemaluan itu hanya semacam garis lurus, kini di hadapanku terlihat dengan jelas, buah klitoris kecil Lia yang sebesar kacang kedelai, vaginanya merah tanpa ditumbuhi rambut sedikit pun, dan yang terutama, lubang kemaluan Lia yang masih sangat sempitnya. Jika kuukur,hanya seukuran jari kelingking lubangnya.Aku lakukan sex dengan mulut, kuciumi dan hisap kemaluan Lia dengan lembut, Lia kembali melenguh. Lenguhan yang sangat erotis. Meram melek kulihat mata Lia menahan enaknya hisapanku di kemaluannya. Kusedot klitorisnya. Lia menjerit kecil keenakan, hingga tidak berapa lama."Oom, yummy banget sih, Lia senang sekali, terussinnn..." pinta Lia.Aku meneruskan menghisap-hisap vagina Lia, dan Lia semakin mendesah tidak karuan. Aku yakin Lia hampir mencapai puncak orgasme pertamanya selama hidup."Oommm... ssshhh... Lia mau pipis nich.."Lia mencicipi ada sesuatu yang mendesak ingin keluar, menyerupai ingin kencing."Tahan dikit Lia... tahan yaaa..." sambil saya terus menjilati, dan menghisap-hisap kemaluannya."Udah ngga tahan nich Oommm... aahhh..."Tubuh Lia mengejang, tangan Lia berpegangan ke sofa dengan erat sekali, kakinya menjepit kepalaku yang masih berada di antara selangkangannya.Lia ternyata sudah hingga pada titik puncak orgasme pertamanya. Aku senang sekali, kulihat dari bibir lubang perawannya merembes keluar cairan cukup banyak. Itulah cairan mani nikmatnya Lia."Oohhh... Oom Agus... Lia merasa lemes dan yummy sekali... apa sih yang barusan Lia alami, Oom...?" tanya Lia antara sadar dan tidak.
"Itulah puncaknya Lia.., Lia telah mencapainya, pingin lagi ngga?" tanyaku."Iya.. iya.. pingin Oom..." jawabnya langsung.Aku mencicipi kalau Lia ingin merasakannya lagi. Aku tidak pribadi mengiyakan, kusuruh Lia istirahat sebentar, kuambilkan semacam obat dari dompetku, obat dopping dan kusuruh Lia untuk meminumnya. Karena sebentar lagi, saya akan menembus lubang perwannya yang sempit itu, jadi saya ingin Lia dalam keadaan segar bugar.Tidak berapa lama, Lia kulihat telah kembali fit."Lia... tadi Lia sudah mencapai puncak pertama, dan masih ada satu puncak lagi, Lia ingin mencapainya lagi kan..?" bujukku."Iya Oom, mau dong..." Lia mengiyakan sambil manggut-manggut."Ini nanti bukan puncak Lia saja,tetapi juga puncak Oom Agus, ini finalnya Lia" kataku lagi menjelaskan."Final?" Lia mengernyitkan dahinya lantaran tidak paham maksudku."Iya, final.., Oom ingin memasukan titit Oom ke lubang memek Lia, Oom jamin Lia akan mencicipi sesuatu yang lebih yummy lagi dibandingkan yang tadi."akhirnya saya katakan final yang saya maksudkan."Ooh ya, tapi.. Oom.. apa titit Oom bisa masuk tuh? Lubang memek Lia kan sempit begini sedangkan tititnya Oom.. gede banget gitu..." Lia sambil menunjuk lubang nikmatnya."Pelan-pelan dong, ntar niscaya bisa masuk kok.. cobain ya..?" pintaku lagi."Iya deh Oom..." Lia secara otomatis telah mengangkangkan kakinya selebar-lebarnya.Kuarahkan kepala kemaluanku ke lubang vagina Lia yang masih super sempit tersebut. Begitu menyentuh lubang nikmatnya, saya merasa menyerupai ada yang menggigit dan menyedot kepala kemaluanku,memang sangat sulit untuk memasukkannya.
Sebenarnya bisa saja kupaksakan, tetapi saya tidak ingin Lia mencicipi kesakitan. Kutekan sedikit demi sedikit, kepala kemaluanku bisa masuk, Lia mengaduh dan menjerit lantaran merasa perih. Aku menyuruhnya menahan. Efek dari obat dopping itu tadi yaitu untuk sedikit meredam rasa perih, selanjutnya kutekan kuat-kuat."Blusss..."Lia menjerit cukup keras, "Ooommm... tititnya sudaaahhh masuk... kkaahhh?""Udah sayang... tahan ya..." kataku sambil mengelus-ngelus rambut Lia.Aku mundurkan batang kemaluanku. Karena sangat sempitnya, ternyata bibir kemaluan Lia ikut menggembung lantaran tertarik. Kumajukan lagi, kemudian mundur lagi perlahan tetapi pasti. Beberapa waktu, Lia pun tampaknya sudah mencicipi enak. Setelah cairan mani Lia yang ada di lubang perawannya semakin membanjir, maka lubang kenikmatan itu sudah sedikit merekah. Aku menggenjot maju mundur dengan cepat. Ahhh.. inikah kemaluan perawan gadis imut. Enak sekali ternyata.
Hisapannya memang tiada duanya. Aku merasa keringat telah membasahi tubuhku, kulihat juga keringat Lia pun sudah sedemikian banyaknya.Sambil kuterus berpacu, puting susu Lia kumainkan, kupelintir-pelintir dengan gemas, bibir Lia saya pagut, kumainkan lidahku dengan lidahnya. Aku mencicipi Lia sudah keluar beberapa kali, lantaran saya merasa kepala batang kemaluanku menyerupai tersiram oleh cairan hangat beberapa kali dari dalam lubang nirwana Lia. Aku ganti posisi. Jika tadi saya yang di atas dan Lia yang di bawah, kini berbalik, saya yang di bawah dan Lia yang di atas. Lia menyerupai kesetanan, bagaikan cowboy menunggang kuda, oh yummy sekali rasanya di batang kemaluanku. Naik turun di dalam lubang nirwana Lia.Sekian usang waktu berlalu, saya merasa puncak orgasmeku sudah dekat. Kubalik lagi posisinya, saya di atas dan Lia di bawah, kupercepat gerakan maju mundurku. Lalu saya peluk erat sekali tubuh kecil dalam dekapanku, kubenamkan seluruh batang kemaluanku. Aku menegang hebat."Crruttt... crruttt..."Cairan maniku keluar aneka macam di dalam lubang kemaluan Lia, sedangkan Lia sudah mencicipi kelelahan yang amat sangat. Aku cabut batang kemaluanku yang masih tegang dari lubang kemaluan Lia. Lia kubiarkan terbaring di sofa. Tanpa terasa, Lia pribadi tertidur,aku bersihkan lubang kelaminnya dari cairan mani yang perlahan merembes keluar, kukenakan kembali semua pakaiannya, kemudian kubopong gadis kecilku itu ke kamarnya. Aku rebahkan tubuh mungil yang terkulai lelah dan sedang tertidur di kawasan tidurnya sendiri, kemudian kucium keningnya. Terima kasih Lia atas kenikmatannya tadi.
Malam pun tiba.Keesokan harinya, Lia mengeluh lantaran masih merasa perih di vaginanya, untungnya Tante Linda tidak tahu. Hari berlalu terus. Sering kali saya melaksanakan olahraga senggama dengan Lia, tentunya tanpa sepengetahuan Oom Joko dan Tante Linda.Kira-kira sudah berjalan setengah tahun lamanya, Lia sudah sangat pintar untuk ukuran gadis seusianya dalam melaksanakan olahraga senggama. Aku pun sangat memanjakannya, uang yang biasa kuhamburkan untuk membayar perempuan malam, kuberikan ke Lia. Untuk menghindari kecurigaan orang tuanya, uang itu kubelikan hal-hal yang Lia suka, menyerupai makanan, mainan dan masih banyak lagi.Sekarang Lia sudah kelas 2 SMP, naik kelas dengan nilai yang bagus, apa yang kulakukan dengan Lia tidak mempengaruhi belajarnya. Inilah yang menciptakan saya semakin sayang, dan hingga suatu saat, Tante Linda diharuskan pergi beberapa hari lamanya ke ibu kota untuk menemani Oom Joko menghadiri resepsi-resepsi ijab kabul dari rekan-rekan kerja Oom Joko yang kebetulan berurutan tanggalnya. Aku ditinggal berdua di rumah dengan Lia, memang sudah terlalu biasa, sedikit bedanya yaitu kini sudah super bebas, tidak mengkhawatirkan kalau-kalau Tante Linda pulang dari kerja.Lia pernah menjanjikan kepadaku akan membawa teman-teman akrabnya main ke rumah untuk diajarkan olahraga senggama. Dan ketika yang sempurna yaitu sekarang, dimana Tante Linda tidak akan ada di rumah untuk beberapa hari, dan Lia juga mulai libur lantaran kelasnya digunakan untuk testing uji coba siswa kelas 3. Sangat kebetulan sekali kalau hari ini sabtu, sekolah Lia pulang sangat awal dikarenakan guru-guru sibuk menyiapkan materi untuk testing uji coba siswa kelas 3.Lia telpon ke kantorku, menanyakan apakah saya bisa pulang cepat atau tidak. Lia juga menyampaikan kalau ia membawa teman-temannya menyerupai yang telah dijanjikannya.Kontan saja mendengar kabar itu, saya pribadi ijin pulang. Sebelum pulang ke rumah kusempatkan mampir ke apotik untuk membeli sejumlah obat-obatan yang kuperlukan nantinya, saya ingin penantian yang begitu lamanya, di hari ini akan terlaksana.Sesampainya di rumah, benar saja, ada tiga gadis sahabat erat Lia, mereka semua cantik-cantik.
Tidak kalah bagus dengan Lia. Gadis pertama berjulukan Anna, wajahnya cantik, hidungnya mancung, rambutnya lurus potongan pendek, tubuhnya tidak terlalu kurus, senyumnya selalu menghiasi bibirnya yang sensual, payudaranya kelihatan belum tumbuh akan tetapi satu yang menciptakan saya heran, dari benjolan bajunya, kutahu kalau itu puting susunya Anna, tampaknya tidak mengecewakan besar. Tetapi masa bodo, yang penting miliknya bisa dinikmati. Anna ini tampaknya tomboy, wow, berpengaruh juga nih senggamanya, pikiran kotorku muncul mendadak.Lalu gadis kedua berjulukan Indah, wajahnya menyerupai Lia, hidungnya mancung, rambutnya lurus panjang sebahu, agaknya tidak mengecewakan pendiam, tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan Lia dan Anna, payudaranya sudah sedikit tumbuh, terlihat dari permukaan bajunya yang sedikit membukit, tidak mengecewakan bisa buat diremas-remas, lantaran tanganku sudah usang tidak meremas payudara montok.Gadis yang ketiga, inilah yang membuatku terpana, namanya Devi.
Ternyata Devi ini masih keturunan India, bagus sekali, rambutnya pendek, hidungnya sangat mancung, dan tampaknya sedikit cerewet. Tubuhnya sama dengan Lia, kecil dan imut, payudaranya kurasa juga belum tumbuh. Sekilas, puting susunya saja belum terlihat.Aku pulang tidak lupa dengan membawa buah tangan yang sengaja kubeli, saya manjakan mereka semua sesuai dengan pesan Lia. Teman-temannya ingin melihat olahraga senggama yang sering Lia lakukan. Lia memang sedikit ceroboh, membocorkan hal-hal menyerupai ini,tetapi Lia menjamin, lantaran ketiga gadis itu yaitu sahabat sejatinya.Singkat waktu, malam pun tiba. Ketiga gadis sahabat Lia itu sudah berencana untuk menginap di rumah Lia, lantaran besoknya yaitu minggu, alias libur, seninnya juga masih libur dan lagi mereka pun sudah ijin kepada orang tuanya masing-masing untuk menginap di tempatnya Lia, alasannya menemani Lia yang ditinggal mamanya ke luar kota.Pertama sekali, saya diperkenalkan Lia kepada ketiga temannya, dan tidak ada basa-basi menyerupai apa yang kulakukan kepada Lia dulu. Aku meminta Lia memutarkan film Tarzan X kesukaannya kepada ketiga temannya itu. Gadis-gadis kecil itu rupanya sudah menantikan. Menonton pun dengan konsentrasi tinggi layaknya sedang ujian. Aku takjub melihat mereka, dan justru cekikikansendiri melihat adegan demi adegan, tampaknya ketiga sahabat Lia itu sudah pernah melihat yang sesungguhnya atau pemandangan yang nyata.Setelah film usai, saya kemudian beranikan diri bertanya ke mereka. Pertama sekali yaitu ke Anna yang saya nilai paling berani."Anna, Oom penasaran, kayaknya Anna sering lihat olahraga begituan?" tanyaku penuh selidik.
"Iya benar kok Oom... Anna sering lihat olahraga begitu, terlebih abang Anna sama pacarnya, mereka selalu berbuat begituan di rumah" jawab Anna jujur menjelaskan dan membenarkan."Hah? Masak sih di rumah.." tanyaku lagi dengan heran."Iya, bener kok Oom, lantaran papa dan mama Anna kan ngga tinggal di sini" Anna menjawab keherananku."Oohhh..." saya hanya bisa manggut-manggut."Emang sih, Anna lihatnya dengan sembunyi-sembunyi, lantaran merasa ingin tau bergotong-royong apa sih yang abang Anna lakukan bersama pacarnya? Ternyata menyerupai di film Tarzan itu Oom..."Anna menjawab dengan mengambarkan tanpa merasa aneh atau bahkan malu.Lalu saya selanjutnya bertanya kepada Indah. Indah sedikit tergagap sewaktu kutanya, ternyata Indah sendiri sudah mengetahui hal begituan secara tidak sengaja sewaktu sedang menjemur pakaian di loteng rumahnya.Indah bercerita, tanpa sengaja ia melihat di halaman belakang tetangganya, ada yang sedang bermain menyerupai yang dilakukan di dalam film Tarzan X tersebut. Intinya Indah tahu kalau titit itu bisa dimasukkan ke lubang wanita.Terakhir saya bertanya ke Devi, dengan polosnya Devi mengungkapkan kalau ia mengetahui hal-hal begituan dari melihat apa yang papa dan mamanya lakukan ketika malam hari.
Sama menyerupai dengan pengalaman Lia pertama kali melihat hal itu.Setelah saya mendengar kisah mereka, saya menawarkan, apakah mereka ingin melihat langsung, kompak sekali mereka bertiga menjawab ya. Lalu saya bertanya sekali lagi, apakah mereka ingin merasakannya juga, sekali lagi dengan kompaknya, mereka bertiga menjawab ya."Kalo begitu... Oom mulai kini ya...?" jantungku berdegup kencang lantaran girang yang tiada tara,aku tidak mengira akan semulus ini.Aku balasannya melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan, sesuai dengan rencana, saya akan memamerkan olahraga senggama itu berpasangan dengan Lia, dan sebetulnya Lia yang memiliki inspirasi merencanakan itu semua.Anna, Indah dan Devi memandangi terus ke pecahan bawah tubuhku, apalagi kalau bukan batang kemaluanku yang sangat kubanggakan, hitam, panjang, besar, berotot, dan berdenyut-denyut. Lia sendiri sudah melepaskan seluruh pakaiannya. Puting susu Lia sudah membenjol cukup besar lantaran sering kali kuhisap,dan oleh Lia sendiri sering ditarik-tarik ketika menjelang tidur. Payudaranya masih belum nampak mulai menumbuh. Untuk pecahan bawah, vagina Lia sudah sedikit berubah. Dulunya hanya menyerupai garis membujur, kini dari kemaluan Lia sudah mencuat bibir bibir berdaging, hal ini dikarenakan sudah sering kumasuki dengan batang kemaluanku tentunya, tetapi itu semua tidak mengurangi keindahan dan kemampuan empotnya (hisapan dan pijatan vagina).Aku main tembak pribadi saja kepada Lia, lantaran saya tahu Lia sudah sangat berpengalaman sekali untuk hal beginian.Kupagut bibir Lia, tanganku memainkan puting susu dan liang nikmatnya, Lia sudah cepat sekali terangsang, kulepaskan pagutanku, kemudian kuciumi puting susunya.
Kuhisap bergantian, kiri dan kanan. Anna, Indah dan Devi melihat caraku memainkan tubuh telanjang Lia, napas mereka bertiga mulai memburu, rupanya nafsu ingin ikut mencicipi telah menghinggapi mereka.Sekian usang kuciumi dan hisap puting susu mungil yang sudah tidak mengecewakan membenjol besar itu, saya memang sangat suka sekali menetek dan menghisap puting susu, terlebih bila melihat ibu muda sedang menyusui bayinya, ouw, niscaya saya pribadi terangsang hebat.Setelah puas kuberkutat di puting susu Lia dengan ciuman dan hisapan mulutku, kualihkan ke liang senggama Lia, kalau dahulu Lia tidak bisa menahan puncak orgasmenya, kini sudah sedikit ada kemajuan.
Kuhisap dan kuciumi liangnya, Lia masih bisa menahan semoga tidak jebol, tidak usang saya mencicipi Lia sudah bergetar, kupikir kalau saya terlalu usang menghisap lubang senggamanya, Lia niscaya tidak akan berpengaruh lagi menahan cairan maninya keluar, maka pribadi saja kumasukkan batang kemaluanku yang sudah sangat tegang itu ke lubang kenikmatan Lia. Aku tidak merasa kesulitan lagi untuk memasuki lubang vagina Lia, sudah begitu hapal, maka semua batang kemaluanku amblas ke dalam lubang senggama Lia.Anna, Indah dan Devi melihat dengan sedikit melotot seolah tidak percaya batang kejantananku yang hitam, panjang dan sedemikian besarnya bisa masuk ke lubang senggama sahabat mereka, yaitu Lia. Mereka bertiga mendesah-desah saya merasa mereka sudah ingin sekali mencicipi lubang kenikmatan mereka juga diterobos batang kejantananku.Aku menggerakan maju mundur, mulai dari perlahan kemudian bertambah cepat, kemudian berganti posisi, berulang kali sekitar 15 menit. Aku sudah mencicipi Lia akan mencapai puncak orgasmenya. Betul saja, tidak usang kemudian, Lia memelukku erat dan dari dalam lubang surganya saya mencicipi ada semprotan yang keras menerpa kepala kejantananku yang berada di dalam lubang vaginanya. Banyak sekali Lia mengeluarkan cairan mani, Lia terkulai lemas, batang kejantananku masih gagah dan kokoh, memang saya sengaja untuk tidak menguras tenagaku berlebihan, sasaran tiga vagina perawan yang menanti harus tercapai.Lia kusuruh istirahat, Lia pribadi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh sekaligus beristirahat, selanjutnya kutawarkan ke Anna, Indah, dan Devi, siapa yang mau duluan. Sejenak mereka bertiga tampaknya ragu, kemudian balasannya Anna yang mengajukan diri untuk mencoba."Bagus Anna, kau berani deh." pujiku kepada Anna.
Tanpa berlama-lama, kusuruh Anna untuk membuka seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya, pribadi saja Anna melaksanakan apa yang kusuruh, saya memandangi Anna yang mulai melepas pakaiannya satu persatu, hingga balasannya telanjang bulat.Tubuh Anna putih bersih, apa yang tadi membuatku ingin tau sudah terobati, puting susu Anna kunilai aneh, payudaranya memang belum tumbuh, akan tetapi puting susunya itu membenjol tidak mengecewakan besar. Bentuknya unik dan gres kali ini saya melihatnya, bentuknya mengerucut tumpul,puting susu dan lingkaran hitam kecoklatannya menyatu dan meninggi. Kata kamus ilmiah, puting susu berbentuk menyerupai ini langka sekali dan kualitas sensitifnya sangat tinggi, bisa dikatakan sangat perasa sekali. Sedangkan vaginanya masih berupa garis, dengan pecahan sisinya sedikit membukit. Sepertinya vagina ini kenyal sekali dan super enak. Tidak sabar rasanya kuingin segera merasakannnya.Aku pribadi menciumi bibir Anna yang sensual itu, kupagut dengan mesra. Tanganku bergerak mengusap puting susu unik milik Anna. Benar saja, begitu telapak tanganku mengusap puting susunya, Anna merasa sangat terangsang."Ouwww... Oommm... yummy sekali Oom.." Anna mengomentari apa yang dirasakannya.Aku mencicipi puting susu Anna mulai menegang. Segera saja kulepaskan pagutanku di bibir Anna, saya merasa senang, rupanya Anna telah tanggap dengan apa yang kumau, dengan tangannya sendiri menjepit puting susunya dan menyodorkan kepadaku. Maka dengan rakusnya, mulailah kuciumi dan kuhisap, Anna berkali-kali menjerit kecil. Rupanya puting susu Anna sangat perasa, tanganku tanpa sadar menyentuh kemaluan Anna,ternyata vagina Anna sudah lembap dan banyak juga cairan maninya yang merembes keluar. Aku terus saja menyusu dan mengempot puting susu Anna, kiri dan kanan bergantian."Oomm... Anna kok menyerupai mau pipis nih... Ada sesuatu yang mau keluar dari memek Anna nih..." Anna mengungkapkan apa yang akan terjadi."Tahan dikit dong..." jawabku.Mendengar hal ini, kulepaskan hisapanku dari puting susu Anna, kemudian mulutku beralih ke liang senggama Anna. Secara otomatis, Anna sudah mengangkangkan kedua kakinya, saya mencium aroma dahsyat dari liangnya Anna.Sungguh legit. Vagina Anna merah sekali dan sudah mengkilap, kujilati kemaluan yang lembap itu, selanjutnya kuhisap dalam-dalam. Anna rupanya mengelinjang liar lantaran merasa nikmat."Oomm... Anna udah ngga berpengaruh lagi nihhh... aahhh..." jerit Anna seiring dengan tubunnya yang menegang.Saat itu, mulutku masih menghisap lubang kemaluan Anna, saya mencicipi ada sesuatu yang menyemprot, rasanya asih dan gurih. Inikah cairan mani Anna lantaran sudah mencapai orgame pertamanya, tanpa pikir panjang kutelan saja cairan mani itu, kujilati dengan rakus. Kulihat juga buah klitoris Anna yang kecil mencuat berdenyut-denyut. Aku sendiri mencicipi sudah akan mencapai puncak orgasmeku."Anna.. Oom mau masukin titit Oom ke lubang memek Anna nih.." saya meminta ijin kepada Anna."Ya Oom, masukin saja, ayo dong cepat

Subscribe to receive free email updates: