Pembantuku, Anak Gadis Dan Sahabatnya 2
Setelah saya mandiin Tika, terus saya gendong ke kamarku. Aku sendiri terus berpakaian dan saya pakaikan juga rok dan kaus lusuhnya. Setelah kelihatan rapi, saya masih sempat sekali melumat bibirnya sebelum saya gandeng tanganya untuk sarapan bareng Anita dan Mbok Inemku. Setelah selesai mandi, Tika saya gandeng ke meja makan dan ternyata Anita sudah mulai merasakan sarapan paginya. Aku lihat di meja makan sudah ada masakan lengkap dan saya pikir niscaya Mbok Inemku yg masak dari bahan-bahan yg ada di kulkas. Kalo abis diperawani, ternyata kencing juga sakit loe...Tanya aja Tika kalo engga percaya... "Selamat pagi.., Anita..". "Pagi om..". Oh iya, Anita ini memang agak lain, beliau memanggilku dgn sebutan om dan jikalau saya perhatikan, Anita ini sedikit lebih cukup umur dibandingkan Tika. Tika memang sifatnya agak sedikit manja. "Anita.., mana Ibu kamu, kok nggak kelihatan..".
"Ibu lagi mandi om.., Mbak Tika makan yuk bareng Anita..""Iya dik.., Mbak Tika juga udah lapar banget.."Aku dengar memang di kamar mandi belakang ada bunyi orang yg lagi mandi. Aku ke kamarku untuk ambil handuk buat Mbok Inemku. Terus saya menuju ke belakang dan kuketuk pintunya. Mbok Inemku mungkin menerka yg mengetuk pintu yakni Tika sehingga pintunya dibuka lebar-lebar. "Aaa.. deen.."Mbok Inemku berteriak keras banget hingga saya kaget. Dan yg bikin saya lebih kaget lagi yakni tubuh polosnya. Kepala Mbok Inem hanya sanggup menunduk dgn wajah kemerahan mengatakan rasa aib yg luar biasa. Tangan kanannya berusaha menutupi kedua payudara namun tidak sanggup menampung semua kedua gundukan daging yg ada didadanya. Sedangkan tangan kirinya berusaha menutupi kemaluannya yg dipenuhi jembut yg luar biasa lebatnya.Aku sendiri tidak beranjak dari pintu dan terus saja kuperhatikan Mbok Inemku ini. Adegan ini berlansung agak lama, hingga Mbok Inemku sendiri nggak tahan saya liatin terus."Aaa.. deen.."Sambil berkata itu, Mbok Inemku membalikkan tubuh berusaha menutupi bab tubuh depannya. Aku sendiri tambah terpana sehabis melihat bongkahan pantat Mbok Inemku. Aku terus berusaha untuk tidak meremas pantatnya dan memang saya berhasil. Aku yakin jikalau pembaca yg berada diposisiku, niscaya sudah nggak tahan untuk menjamah tubuh semok Mbok Inemku. Pembaca: "Uhh... dasar penulis sombong...". Eh.. bukannya saya sombong, memang saya sudah usang BERUSAHA latihan mengendalikan emosiku dgn meditasi. Kalau pembaca berusaha latihan terus, saya yakin niscaya juga sanggup menyerupai aku.Tetapi pembaca sedikit benar kok wacana aku. Aku balasannya melakukannya juga. Tetapi tidak hingga yg macem-macem lho.Aku hanya mencubit pantatnya saja, nggak lebih dari itu. "Aaa.. deenn..". Mbok Inemku kaget sekali, tetapi beliau tidak bergerak dan tetap dalam posisi membelakangiku. Aku balasannya punya inspirasi yg sangat cemerlang. Disaat beliau masih terus membelakangiku, baju dan CDnya yg sudah lusuh saya ambil dari gantungan tanpa sepengetahuannya dan saya bawa kekamarku. Dikamar, ketika saya cium CDnya yg sudah tidak berbentuk itu, aduuh anyir kewanitaannya sangat menyengat dan lagi-lagi saya mau muntah. Mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci, ya alasannya yakni hanya itu baju dan CDnya sehingga tidak ada gantinya. Aku eksklusif ke meja makan ikut menikmati sarapanku bersama Tika dan Anita. Sambil menyantap hidangan di meja, saya arahkan pandangan mataku ke kamar mandi belakang dan saya masih sanggup mendengar bunyi Mbok Inemku yg melanjutkan program mandinya. Selang beberapa dikala saya lihat kamar mandi sedikit terbuka dan saya perhatikan Mbok Inemku kelihatan binggung mencari bajunya. Disaat Mbok Inem menuju ke kamarnya, saya bangun menuju ke arahnya dan beliau kaget sekali, terus beliau lari ke arah garasi dalam keadaan telanjang bulat, bugiil.. giil.. giil.. giil!.Terus saya ikuti beliau dan saya lihat Mbok Inemku binggung mau sembunyi dimana. Aku terus mendekat dan Mbok Inemku semakin tambah nervous dan tanpa pikir panjang lagi eksklusif masuk ke mobilku. Aku tanpa basa-basi lagi eksklusif membuka pintu belakang dan saya lihat Mbok Inemku duduk di jok belakang sambil memeluk kedua kakinya untuk menyembunyikan bab sensitifnya. Disaat saya ikut masuk dan duduk disebelahnya, Mbok Inemku mau lari keluar. Langsung saja saya tarik tangannya dan saya peluk Mbok Inemku dan saya belai lembut rambut panjangnya yg masih basah. "Adeen.. si Mbok mau diapain Den.., si Mbok takuut..""Kenapa musti takut Mbok.., saya nggak akan menyakitimu kok Mbok.."Aku lihat Mbok Inemku mulai menangis.
"Si Mbok aib Den.., si Mbok kan nggak pakai baju.."Kemudian saya pegangi wajahnya dan saya mulai hapus air mata yg terus saja menetes. Setelah mulai agak reda tangisnya, saya angkat dagunya, terus saya lumat bibirnya yg terlihat masih sangat seksi. Mbok Inemku berontak lagi sehingga saya harus memeluknya lagi dan saya jelaskan jikalau saya tidak akan menyakitinya. Setelah agak tenang, saya mulai lagi mengulum bibirnya dan tangan kananku mulai meremas bongkahan payudaranya. Mbok Inemku hanya sanggup mendesah dalam kuluman mulutku dan ketika tanganku mulai mengusap-usap vaginanya, Mbok Inemku berontak lagi dan sanggup lari ke bangku depan dan berusaha membuka pintu. Usahanya sia-sia, alasannya yakni pintunya sudah saya central lock.Aku ikut ke depan dan sandaran bangku yg diduduki Mbok Inem saya tarik kebelakang sehingga Mbok Inemku jatuh telentang dikursinya. Aku lansung menindih tubuh Mbok Inemku dan berusaha melepas celana pendek dan CDku.
"Deen.., jangan Den.., si Mbok takut Den..""Nggak apa2 kok Mbok.., jangan nangis gitu dong mbook..""Jangan perkosa si Mbok deenn.., si Mbok khan sudah renta deen..""Kamu masih anggun kok Nem.."Aku sendiri sudah mulai kurang asuh dgn hanya memanggil namanya saja. Terus kuregangkan kedua kakinya, penisku yg sudah semakin keras, secara pelan pelan saya dorong menembus bibir vaginanya. Lalu kutekan lagi memeknya hingga kedua kakinya bergetar ketika penisku masuk semuanya kedalam lobang kelaminnya."Aduuh deen.., memek si Mbok sakiit deen..". Ya mungkin sudah usang sekali bibir memeknya tidak dimasuki penis lelaki. Setelah agak usang saya memompa memeknya, tiba-tiba ada suatu kekuatan besar yg hendak keluar dari penisku. Dan beberapa dikala kemudian, tubuhku meregang, dan.. "croott.. croott.. creep.. cruuoott.." Spermaku muncrat kedalam rahim Mbok Inemku. Tubuhnya pun iku mengejang ngejang menandakan beliau juga sudah orgasme. Aku terus perhatikan wajahnya yg masih menikmati gelombang orgasmenya. Setelah agak tenang, barulah Mbok Inemku tersadar dari orgasmenya. Mbok Inem eksklusif menutup wajahnya menyembunyikan rasa malunya."Mbook.., teteknya kok nggak ditutupin..". Aku memang sengaja menggodanya.Dan secara reflek, beliau berusaha menutupi payudaranya dgn kedua tangannya. Sehingga saya dgn leluasa menikmati wajah cantiknya. Merasa saya perhatikan terus, wajahnya mulai memerah menahan malu. Aku sendiri yg masih menindih tubuhnya, merasa kasihan dan saya cabut penisku yg masih betah menancap di memeknya. Lalu saya keluar dari kendaraan beroda empat untuk mengambilkan bajunya. Dan saya masih sempat melihat ada air mata yg membasahi pipinya.Setelah Mbok Inem mamakai baju dan ikut duduk di sofa tengah, saya pamit kepadanya untuk mengajak Tika dan Anita belanja baju di mall. Hampir 1 jam saya belanja di mall untuk membelikan baju Anita, Tika dan Mbok Inemku. Masing-masing saya belikan 4 stel baju. Tika dan Anita saya belikan juga CD, dan bra-nya tidak, alasannya yakni saya pikir nanti hanya akan menghambat pertumbuhan payudaranya. Sedangkan Mbok Inemku tidak saya belikan CD dan bra alasannya yakni saya belum tahu ukurannya.Ketika saya serahkan bajunya, Mbok Inemku kelihatan senang sekali dan saya minta untuk mencobanya. Mbok Inemku eksklusif lari kekamarnya, sedangkan Tika dan Anita tanpa malu-malu mencoba satu-persatu bajunya di depanku. Aku sempat perhatikan bibir memek Tika sudah agak membelah sedangkan memeknya Anita hanya membentuk garis vertikal. Tetapi untuk kemulusan kulitnya, si Anita sedikit lebih putih dibandingkan Tika. Aku sendiri merasa ikut senang sanggup membahagiakannya. Disaat saya sedang memperhatikan Tika dan Anita, dari arah kamar belakang muncul Mbok Inemku dgn daster barunya. Aku sempat terpana, melihat lekuk-lekuk tubuhnya dibalik dasternya yg agak diatas dengkul dan pas banget dibadannya. Bongkahan bokongnya sangat sekal dan kedua tonjolan payudaranya sangat menantang untuk diremas.Aku juga sempat melihat Mbok Inemku menangis senang melihat kedua anaknya senang. "Matur nuwun deen.., si Mbok sudah dibelikan baju..""Iya Mbok..,sini duduk di sofa bersahabat aku..".Sedangkan Tika dan Anita sendiri sudah sibuk menonton film kartun dari vCD yg saya belikan tadi. "Mbook.., maaf ya saya belum sempat membelikan CD dan bra buat kamu.., saya khan belum tahu ukurannya..". "Nggak apa2 Den.., CD si Mbok yg usang mana Den.., si Mbok mau pakai lagi..""Ada di kamarku Mbok.., ambil saja sendiri.."Aku ikuti beliau dari belakang, dan Mbok Inem menemukan CDnya diranjangku dan mulai memakainya. Baru hingga dipahanya, saya masuk dan beliau kaget sekali.
"Deen..""Mbok CDnya kan sudah bau.., jangan digunakan lagi yaa.., nanti saya belikan yg baru.."Kemudian saya dudukkan beliau di tepi ranjangku."Aku lepasin lagi ya Mbok CDnya.."Tanpa seijinnya, saya singkap dasternya dan CD yg gres hingga dipahanya itu mulai saya tarik kebawah hingga terlepas. Kemudian saya duduk disebelahnya dan mulai memeluk dia. "Deen.., jangan Den.., si Mbok sudah renta deen.."Mbok Inemku ini usianya memang sudah 42 tahun, tetapi dibandingkan teman-teman kerjaku ataupun mahasiswi-mahasiswi kenalanku, mereka semua nggak ada apa2nya."Siapa bilang Mbok.., kau masih anggun kok.., dan juga tubuh Mbok masih seksi kok.."Akupun mulai membelai rambut dan wajahnya dan saya lihat beliau hanya memejamkan matanya. Aku angkat dagunya dan saya mulai melumat bibirnya dgn rakus. Mbok Inemku sempat berontak dan sehabis saya beri pengertian, beliau mulai pasrah. Ini menciptakan saya sedikit lebih berani untuk meremas tonjolan payudaranya. Saya mencoba untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kali ini tangan saya perlahan-lahan saya arahkan ke bab selangkangannya. Dia masih tidak menolak, jadi saya sanggup merasakan lembutnya bibir kemaluannya.Kepasrahannya semakin melambungkan kekurangajaran saya. Tangan saya mulai menyelinap ke balik pakaiannya. Saya kembali meremas-remas payudaranya secara langsung. Kali ini eksklusif menyentuh permukaan kulitnya. Saya lakukan sambil mencium lehernya dgn lembut. Suara desahan lembut mulai terdengar dari bibirnya. Disaat saya mulai meremas belahan memeknya, agak sulit memang mencari lubang vaginanya alasannya yakni jembutnya sangat lebat. Jari tengahku, saya tekan bertahap dan perlahan ke belahan kemaluannya. Saat itulah beliau tersentak dan berusaha menahan tangan saya. Dia menatap mata saya."Deen.., si Mbok aib deenn..""Tenang saja Mbok.., Mbok boleh saya panggil namamu saja..". Dia cuma membisu saja."Oh.. iya nem.., saya cukur ya jembut kau semoga bersih..". Dia juga cuma membisu saja. Memang Inemku ini sifatnya agak pemalu. Aku ambil silet cukur dan menyuruhnya untuk tiduran. Kemudian saya jongkok diantara kakinya dan mulailah saya singkap daster yg dipakainya hingga ke pinggang. Setelah pahanya saya kangkangkan, dibalik jembut lebatnya itu terdapat bongkahan daging merah dgn celah yg sempit dan dari situ tersembul seonggok daging kecil menyerupai kacang merah merekah yg mencuat keluar.Aku pun mulai mencukur habis jembut Inemku hingga higienis dan saya basuh memeknya hingga bersih."Nem.., dasternya dibuka ya.., saya mau cukur sekalian bulu ketek kamu..""Nggak usah deen.., si Mbok malu..""Nggak usah aib nem.., ayo bangun sini.."Terus saya angkat beliau dan dasternya mulai saya lucuti hingga terlepas. Inemku eksklusif menutupi payudara dan vaginanya. Dgn sedikit paksa, balasannya saya berhasil mencukur habis bulu keteknya.Kemudian saya suruh beliau duduk di tengah ranjangku. Aku ambil beling rias di meja dan saya suruh beliau membuka pahanya. Terus saya taruh beling riasku didepan memeknya. Aku suruh Inemku untuk melihat vaginanya sendiri.
"Nem.., coba kau lihat memekmu itu..".Segera saja Inem memperhatikan memeknya dari beling rias. Dia agak kaget melihat vaginanya sendiri. Mungkin gres kali ini beliau melihat memeknya sendiri dgn terang dan beliau kaget kenapa bentuknya agak menggelembung di kanan kirinya, dan diatasnya ada daging kecil yg mencuat keluar. Bahkan Inemku sempat juga menarik dan memelintir clitorisnya sendiri.Akhirnya beliau sadar jikalau saya juga ikut melihat memeknya dgn jelas."Deen.., si Mbok malu.."Dan beliau berusaha menutupi wajahnya yg memerah dgn memelukku dan menyembunyikan wajahnya di dadaku. Aku peluk dan saya belai lembut wajah dan rambutnya. Terus saya lumat bibirnya, kuhisap-hisap lisan dan lidahnya, kujelajahi rongga mulutnya dgn lidahku. Air liur yg keluar dari bibirnya saya hisap. Air liur yg meluber dan membasahi pipinya saya jilati hingga bersih. Tanganku tidak mau tinggal membisu dan ikut meremas payudaranya. Tangankupun mulai mengelus dan meremas-remas memeknya. Akhirnya Inem saya baringkan dan saya jongkok diantaranya pahanya. Aku kangkangkan pahanya lebar-lebar dan saya mulai mainin memeknya. Terasa sekali memeknya sangat lembut dan empuk. Sesekali saya pelintir clitorisnya. "Aduuh.. sakiit.. deen.. ooh.. gelii.. deen.. aacgh.."Aku pun mulai mengelus dan menyedot memeknya dgn kuat. Setelah puas dibagian memeknya, Inem saya balikkan badannya hingga tengkurap. Akupun eksklusif meremas bongkahan semok pantatnya, saya jilati hingga bokongnya lembap oleh air liurku, dan sesekali saya gigit hingga meninggalkan guratan merah di bokongnya. Aku sendiri ingin tau dan agaj jijik untuk menjilati anusnya Inem. Namun sehabis saya buka lebar-lebar lipatan pantatnya, dan terlihatlah lubang kecil yg dikelilingi garis-garis keriput yg bentuknya melingkar.Rasa jijik yg semula menghinggapiku berkembang menjadi sebuah sensasi untuk menjilati dan menyedot terus tiada henti. Aku sendiri heran, kenapa tempat lipatan bokong Inemku sanggup bersih, putih mulus dan baunya sangat khas."Aaa.. deen, geli deen..,jangan dijilati deen..,itu khan anyir deen..,joo..roochk..,deen..".Setelah saya puas,kemudian saya telentangkan lagi Inemku dan saya sedot terus bibir memek dan clitnya. "Deen.. sudah deen.. si Mbok mau pii.. piis deen..".Dan tidak usang kemudian "Suur.. suur.. suur.." banyak sekali.. cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha untuk menelan semua air mani yg sudah bertahun-tahun tidak dikeluarkannya. Setelah kujilati dan kuhisap hingga bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul Inemku ini. Aku mulai lagi memeras payudaranya yg jikalau saya perhatikan jauh lebih putih dari wajahnya, bahkan urat-uratnya pun kelihatan jelas."Neem..,bokong kau semok lho..,aku suka nem..""Iiih..,Adeen..,Inem aib Den..,itukan jorok deen..". Tanganku pun memeras dan mulutku menjilati dan menyedot buah dadanya secara bergantian dgn lahap.
"Deen.., sudah deen.., jangan deen..". Aku terus saja gigit pelan putingnya yg mulai keras. Kedua tangannya saya angkat ke atas dan terlihatlah kedua tempat ketiaknya yg sudah higienis dari rambut lebatnya. Aku jilati, saya sedot dan bahkan saya gigit hingga Inemku menggelinjang menahan geli di keteknya."Deen.., ooh.., deen..". Aku lihat Inem sudah mulai pasrah dgn mata terpejam.Akhirnya saya bangun di kasur, dan saya keluarkan penisku yg sudah tegang. Begitu penisku sudah saya keluarkan dari CDku, saya suruh Inem untuk memegangnya."Nem.. kini coba kau pegang dan elus-elus penisku..!"Si Mbok pun jongkok diantara pahaku dan mulai mengusap-usap penisku."Nem.., berdasarkan kau penisku gimana..""Inem ngeri deen.., penis Aden ototnya kok hingga menonjol menyerupai ini sih deen..". Sambil berkata begitu, Inemku mulai mengelus-elus otot-otot penisku dgn jari telunjuknya."Deen.., jembut Aden kok lebat banget sih deen..""Ya sudah.., kini Inem gantian cukur jembut Aden hingga gundul yaa..""Iyaa.., deen..". Inem pun mulai mencukur habis jembutku, dan bahkan rambut halus disekitar anusku-pun ikut dicukurnya.Sedangkan bulu ketiakku saya biarkan tetap rimbun apa adanya."Neem..,coba kau emut penisku..""Iiih adeen.., si Mbok jijik deen..""Eeh neem.., dicoba dulu yaa.., kau nati niscaya suka.."Akupun mulai memasukkan penisku ke mulutnya. Lidah dan air liur Inempun balasannya membasahi penisku dan rasanya hangat sekali."Iya neem..terus.. neemm.."Sesekali Inem melepaskan penisku untuk mengambil napas."Adeen..,penis adeen rasanya kok asin.."Ya mungkin Inem sudah mulai merasakan precum yg keluar dari penisku.Setelah puas penisku diperkosa lisan Inem, saya merubah posisi dgn tidur tengkurap."Neem..,jilati bokong Aden yaa..""Iya deen.., tapi Inem jiik deen.."Inem pun mulai menjilati bongkahan pantatku dan bahkan Inemku mulai menggigit agak keras, sehingga saya yakin aneka macam cupang-cupang merah di tempat bokongku. Selang beberapa saat, saya mulai merasakan Inemku berusaha keras membuka lipatan pantatku. Kelihatannya Inem agak kesulitan. Sehingga saya merubah posisi menjadi nungging dan kedua kakiku saya pentang lebar-lebar.Sekali lagi Inem membuka lipatan bokongku dan tampaknya Inem sanggup melihat terang tempat di sekitar lubang anusku.
Aku sempat menoleh kebelakang dan kulihat Inem sambil menutup mulutnya tertegun agak usang melihat lobang anusku. "Hayoo.., Inem lagi ngliatin apa.., kok kelihatannya suka banget..".Inemku kaget dan aib sambil menindukkan wajahnya."Lii.. li.. liatiin.. itunya adeen.., iih Aden.., Inem jadi malu..""Neem.., jilatin lobangnya Aden jijik nggak..?, kalo Inem jijik ya nggak usah.., nanti kau sanggup muntah..""Inem nggak jijik kok Den.., bokong Aden higienis dan nggak bau.., lagian Aden tadi juga nggak jijik jilatin bokongnya si Mbok.."Inempun mulai menjilati lobang anusku dan bahkan disedot habis hingga saya merinding geli. Kadang2 jarinya ditusuk-tusukkan ke lobang anusku dan mulutnya menjilati buah zakarku. Sambil merasakan geli-geli nikmat, saya terus perhatikan payudara dan memek semok Inemku yg terlihat diantara kakiku yg mengangkang. Aku lihat juga sudah banyak air liur Inem yg menetes diantara kakiku membasahi seprei.Aku bekerjsama sudah diambang orgasme tetapi saya usahakan untuk tetap bertahan."Iiih Inem jorok.., kau suka ya neem ama lobangnya Aden.."Aku goda begitu, Inemku hanya sanggup tersenyum MALU. Inemku masih terus saja menjilati dan menyedot tempat anusku dgn SABAR dan TELATEN.Tidak sabar saya eksklusif bangun dan mulai mengocok penisku ke mulutnya Inem. Tidak usang kemudian, saya rasakan ada sesuatu yg mendesak ingin keluar dari penisku. Aku tarik kepala Inem dan saya kocok penisku dimulutnya dgn cepat.. dan.. saya tekan hingga menyentuh kerongkongannya dan balasannya "croot.. croouut.. croot.. cruuoot..!" Cairan pejuhku menyemprot dgn kencang dan tertelan oleh Inem dan hanya sedikit saja yg menetes dan jatuh menetes di leher dan payudaranya. "Ihh.., Aden jorok.., kok pipisnya dikeluarin di mulutnya si Mbok..""Enak nggak..!.., Inem suka yaa.., kok ditelan semuanya..". Inemku hanya tersipu aib dgn menundukkan kepalanya."Rasanya asin deen..""Ya sudah.., kini kau tiduran sayg..". Kemudian saya telentangkan Inem di tengah ranjang.
"Si Mbok mau diapain lagi deen.., si Mbok udah capek deen..". Aku pun mulai menindih tubuh Inemku. Setelah saya siap, pahanya saya kangkangkan, dan perlahan-lahan kepala penisku saya masukkan ke bibir kemaluannya yg sudah basah. Terdengar bunyi erangannya dan badanya agak mengeliat, sedangkan matanya kelihatan agak sayu."Aaah deen..,ooh.., aacch.."Aku tekan pelan kontolku membelah bibir memeknya. Dan sehabis kurasa mantap, saya genjot kontolku dgn keras."Aduuh.., deen.. sakiit.., jaangaan deen.., sudaah deen.."Langsung saya peluk Inem, kuciumi wajah dan bibirnya. Setelah kudiamkan beberapa saat, saya mulai lagi memompa memeknya dan saya lihat Inem masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya."Hmmpphh.. aachh.. auuchh.. gelii deen.. aacchh..""Auuhh.. oohh.., deen.., aahh,.. oough.."Aku mulai rasakan ada denyutan2 kecil vaginanya di kontolku, menandakan beliau sebentar lagi orgasme. Badan Inem terlonjak-lonjak, dan kedua kakinya mengejang sedangkan nafasnya kelihatan megap-megap."Oohh.. ahh.. auuhh.. geli deen.. aahh.. ooh..""Deen.. si Mbok mau pipiiss.. deen..""Seerr.. suurr.. suurr.."Air mani Inem membasahi kontolku yg masih tertanam di vaginanya."Aaah..,deen.., ooh.."Terdengar erangan kenikmatan panjang keluar dari bibir Inemku. Aku elus wajah anggun Inemku, matanya yg setengah terpejam dan rambut panjangnya yg tergerai menambah keanggunannya. Akupun mulai lagi push-up mengenjot memeknya dan saya tekan dgn keras sehingga kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya."Deen.. oockh.. deen..". Kepala Inempun menengadah ke atas dan matanya membelalak merasakan bacokan kontolku di memeknya."Simbook capeek.. deen.."Akupun semakin cepat mengenjot memeknya dan "croot.. cruut.. croot.. croot.. cruuoot..!". Inemku sempat kaget merasakan ada cairan hangat yg masuk ke dalam vaginanya. Aku muntahkan cairan pejuhku kedalam rahimnya. Aku eksklusif ambruk menindih tubuhnya yg banjir keringat.Setelah keringatku dan Inem sudah mulai agak berkurang. Aku cabut kontolku dari lobang memeknya, terlihat memeknya agak memerah alasannya yakni terlalu keras saya memompanya dan lendir putih mengalir keluar dari liang kemaluan membasahi pahanya.Aku peluk beliau dan saya cium dgn mesra Inemku. Aku dan Inempun eksklusif mandi bareng. Di kamar mandi, saya dimandikan beliau dgn sabar dan telaten sekali menyerupai seorang Ibu memandikan anaknya.Setelah berpakaian rapi, saya dan Inem keluar kamar. Aku lihat didepan tv, Tika dan Anita sudah tertidur pulas. Aku ajak Inem duduk di sofa dan saya peluk beliau sambil saya belai lembut rambut dan wajahnya. Inem hanya sanggup tersenyum aib dan menyenderkan kepalanya di dadaku. Aku lihat wajahnya, ada air mata yg menetes, saya angkat dagunya dan saya lumat mesra bibirnya.Aku peluk lagi Inem dan balasannya beliau tertidur pulas dalam pelukanku. Aku perhatikan lagi wajahnya, dan terpancar ada senyum kebahagiaan di bibirnya.Seminggu kemudian Tika dan Anita saya sekolahkan. Aku pun mulai menindih tubuh Inemku. Setelah saya siap, pahanya saya kangkangkan, dan perlahan-lahan kepala penisku saya masukkan ke bibir kemaluannya yg sudah basah. Terdengar bunyi erangannya dan badanya agak mengeliat, sedangkan matanya kelihatan agak sayu."Aaah deen.., ooh.., aacch.."Aku tekan pelan kontolku membelah bibir memeknya. Dan sehabis kurasa mantap, saya genjot kontolku dgn keras."Aduuh..,deen..sakiit..,jaangaan deen..,sudaah deen.."Langsung saya peluk Inem, kuciumi wajah dan bibirnya. Setelah kudiamkan beberapa saat, saya mulai lagi memompa memeknya dan saya lihat Inem masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya."Hmmpphh.. aachh.. auuchh.. gelii deen.. aacchh..""Auuhh.. oohh.., deen.., aahh,.. oough..".Aku mulai rasakan ada denyutan2 kecil vaginanya di kontolku, menandakan beliau sebentar lagi orgasme. Badan Inem terlonjak-lonjak, dan kedua kakinya mengejang sedangkan nafasnya kelihatan megap-megap."Oohh.. ahh.. auuhh.. geli deen.. aahh.. ooh..""Deen.. si Mbok mau pipiiss.. deen..""Seerr.. suurr.. suurr.."Air mani Inem membasahi kontolku yg masih tertanam di vaginanya."Aaah.., deen.., ooh.."Terdengar erangan kenikmatan panjang keluar dari bibir Inemku. Aku elus wajah anggun Inemku, matanya yg setengah terpejam dan rambut panjangnya yg tergerai menambah keanggunannya. Akupun mulai lagi push-up mengenjot memeknya dan saya tekan dgn keras sehingga kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya."Deen.. oockh.. deen..". Kepala Inempun menengadah ke atas dan matanya membelalak merasakan bacokan kontolku di memeknya."Simbook capeek.. deen..".Akupun semakin cepat mengenjot memeknya dan "croot.. cruut.. croot.. croot.. cruuoot..!". Inemku sempat kaget merasakan ada cairan hangat yg masuk ke dalam vaginanya. Aku muntahkan cairan pejuhku kedalam rahimnya. Aku eksklusif ambruk menindih tubuhnya yg banjir keringat.Setelah keringatku dan Inem sudah mulai agak berkurang. Aku cabut kontolku dari lobang memeknya, terlihat memeknya agak memerah alasannya yakni terlalu keras saya memompanya dan lendir putih mengalir keluar dari liang kemaluan membasahi pahanya.Aku peluk beliau dan saya cium dgn mesra Inemku. Aku dan Inempun eksklusif mandi bareng. Di kamar mandi, saya dimandikan beliau dgn sabar dan telaten sekali menyerupai seorang Ibu memandikan anaknya.Setelah berpakaian rapi, saya dan Inem keluar kamar. Aku lihat didepan tv, Tika dan Anita sudah tertidur pulas. Aku ajak Inem duduk di sofa dan saya peluk beliau sambil saya belai lembut rambut dan wajahnya. Inem hanya sanggup tersenyum aib dan menyenderkan kepalanya di dadaku. Aku lihat wajahnya, ada air mata yg menetes, saya angkat dagunya dan saya lumat mesra bibirnya.Aku peluk lagi Inem dan balasannya beliau tertidur pulas dalam pelukanku. Aku perhatikan lagi wajahnya, dan terpancar ada senyum kebahagiaan di bibirnya.Seminggu kemudian Tika dan Anita saya sekolahkan.
"Ibu lagi mandi om.., Mbak Tika makan yuk bareng Anita..""Iya dik.., Mbak Tika juga udah lapar banget.."Aku dengar memang di kamar mandi belakang ada bunyi orang yg lagi mandi. Aku ke kamarku untuk ambil handuk buat Mbok Inemku. Terus saya menuju ke belakang dan kuketuk pintunya. Mbok Inemku mungkin menerka yg mengetuk pintu yakni Tika sehingga pintunya dibuka lebar-lebar. "Aaa.. deen.."Mbok Inemku berteriak keras banget hingga saya kaget. Dan yg bikin saya lebih kaget lagi yakni tubuh polosnya. Kepala Mbok Inem hanya sanggup menunduk dgn wajah kemerahan mengatakan rasa aib yg luar biasa. Tangan kanannya berusaha menutupi kedua payudara namun tidak sanggup menampung semua kedua gundukan daging yg ada didadanya. Sedangkan tangan kirinya berusaha menutupi kemaluannya yg dipenuhi jembut yg luar biasa lebatnya.Aku sendiri tidak beranjak dari pintu dan terus saja kuperhatikan Mbok Inemku ini. Adegan ini berlansung agak lama, hingga Mbok Inemku sendiri nggak tahan saya liatin terus."Aaa.. deen.."Sambil berkata itu, Mbok Inemku membalikkan tubuh berusaha menutupi bab tubuh depannya. Aku sendiri tambah terpana sehabis melihat bongkahan pantat Mbok Inemku. Aku terus berusaha untuk tidak meremas pantatnya dan memang saya berhasil. Aku yakin jikalau pembaca yg berada diposisiku, niscaya sudah nggak tahan untuk menjamah tubuh semok Mbok Inemku. Pembaca: "Uhh... dasar penulis sombong...". Eh.. bukannya saya sombong, memang saya sudah usang BERUSAHA latihan mengendalikan emosiku dgn meditasi. Kalau pembaca berusaha latihan terus, saya yakin niscaya juga sanggup menyerupai aku.Tetapi pembaca sedikit benar kok wacana aku. Aku balasannya melakukannya juga. Tetapi tidak hingga yg macem-macem lho.Aku hanya mencubit pantatnya saja, nggak lebih dari itu. "Aaa.. deenn..". Mbok Inemku kaget sekali, tetapi beliau tidak bergerak dan tetap dalam posisi membelakangiku. Aku balasannya punya inspirasi yg sangat cemerlang. Disaat beliau masih terus membelakangiku, baju dan CDnya yg sudah lusuh saya ambil dari gantungan tanpa sepengetahuannya dan saya bawa kekamarku. Dikamar, ketika saya cium CDnya yg sudah tidak berbentuk itu, aduuh anyir kewanitaannya sangat menyengat dan lagi-lagi saya mau muntah. Mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci, ya alasannya yakni hanya itu baju dan CDnya sehingga tidak ada gantinya. Aku eksklusif ke meja makan ikut menikmati sarapanku bersama Tika dan Anita. Sambil menyantap hidangan di meja, saya arahkan pandangan mataku ke kamar mandi belakang dan saya masih sanggup mendengar bunyi Mbok Inemku yg melanjutkan program mandinya. Selang beberapa dikala saya lihat kamar mandi sedikit terbuka dan saya perhatikan Mbok Inemku kelihatan binggung mencari bajunya. Disaat Mbok Inem menuju ke kamarnya, saya bangun menuju ke arahnya dan beliau kaget sekali, terus beliau lari ke arah garasi dalam keadaan telanjang bulat, bugiil.. giil.. giil.. giil!.Terus saya ikuti beliau dan saya lihat Mbok Inemku binggung mau sembunyi dimana. Aku terus mendekat dan Mbok Inemku semakin tambah nervous dan tanpa pikir panjang lagi eksklusif masuk ke mobilku. Aku tanpa basa-basi lagi eksklusif membuka pintu belakang dan saya lihat Mbok Inemku duduk di jok belakang sambil memeluk kedua kakinya untuk menyembunyikan bab sensitifnya. Disaat saya ikut masuk dan duduk disebelahnya, Mbok Inemku mau lari keluar. Langsung saja saya tarik tangannya dan saya peluk Mbok Inemku dan saya belai lembut rambut panjangnya yg masih basah. "Adeen.. si Mbok mau diapain Den.., si Mbok takuut..""Kenapa musti takut Mbok.., saya nggak akan menyakitimu kok Mbok.."Aku lihat Mbok Inemku mulai menangis.
"Si Mbok aib Den.., si Mbok kan nggak pakai baju.."Kemudian saya pegangi wajahnya dan saya mulai hapus air mata yg terus saja menetes. Setelah mulai agak reda tangisnya, saya angkat dagunya, terus saya lumat bibirnya yg terlihat masih sangat seksi. Mbok Inemku berontak lagi sehingga saya harus memeluknya lagi dan saya jelaskan jikalau saya tidak akan menyakitinya. Setelah agak tenang, saya mulai lagi mengulum bibirnya dan tangan kananku mulai meremas bongkahan payudaranya. Mbok Inemku hanya sanggup mendesah dalam kuluman mulutku dan ketika tanganku mulai mengusap-usap vaginanya, Mbok Inemku berontak lagi dan sanggup lari ke bangku depan dan berusaha membuka pintu. Usahanya sia-sia, alasannya yakni pintunya sudah saya central lock.Aku ikut ke depan dan sandaran bangku yg diduduki Mbok Inem saya tarik kebelakang sehingga Mbok Inemku jatuh telentang dikursinya. Aku lansung menindih tubuh Mbok Inemku dan berusaha melepas celana pendek dan CDku.
"Deen.., jangan Den.., si Mbok takut Den..""Nggak apa2 kok Mbok.., jangan nangis gitu dong mbook..""Jangan perkosa si Mbok deenn.., si Mbok khan sudah renta deen..""Kamu masih anggun kok Nem.."Aku sendiri sudah mulai kurang asuh dgn hanya memanggil namanya saja. Terus kuregangkan kedua kakinya, penisku yg sudah semakin keras, secara pelan pelan saya dorong menembus bibir vaginanya. Lalu kutekan lagi memeknya hingga kedua kakinya bergetar ketika penisku masuk semuanya kedalam lobang kelaminnya."Aduuh deen.., memek si Mbok sakiit deen..". Ya mungkin sudah usang sekali bibir memeknya tidak dimasuki penis lelaki. Setelah agak usang saya memompa memeknya, tiba-tiba ada suatu kekuatan besar yg hendak keluar dari penisku. Dan beberapa dikala kemudian, tubuhku meregang, dan.. "croott.. croott.. creep.. cruuoott.." Spermaku muncrat kedalam rahim Mbok Inemku. Tubuhnya pun iku mengejang ngejang menandakan beliau juga sudah orgasme. Aku terus perhatikan wajahnya yg masih menikmati gelombang orgasmenya. Setelah agak tenang, barulah Mbok Inemku tersadar dari orgasmenya. Mbok Inem eksklusif menutup wajahnya menyembunyikan rasa malunya."Mbook.., teteknya kok nggak ditutupin..". Aku memang sengaja menggodanya.Dan secara reflek, beliau berusaha menutupi payudaranya dgn kedua tangannya. Sehingga saya dgn leluasa menikmati wajah cantiknya. Merasa saya perhatikan terus, wajahnya mulai memerah menahan malu. Aku sendiri yg masih menindih tubuhnya, merasa kasihan dan saya cabut penisku yg masih betah menancap di memeknya. Lalu saya keluar dari kendaraan beroda empat untuk mengambilkan bajunya. Dan saya masih sempat melihat ada air mata yg membasahi pipinya.Setelah Mbok Inem mamakai baju dan ikut duduk di sofa tengah, saya pamit kepadanya untuk mengajak Tika dan Anita belanja baju di mall. Hampir 1 jam saya belanja di mall untuk membelikan baju Anita, Tika dan Mbok Inemku. Masing-masing saya belikan 4 stel baju. Tika dan Anita saya belikan juga CD, dan bra-nya tidak, alasannya yakni saya pikir nanti hanya akan menghambat pertumbuhan payudaranya. Sedangkan Mbok Inemku tidak saya belikan CD dan bra alasannya yakni saya belum tahu ukurannya.Ketika saya serahkan bajunya, Mbok Inemku kelihatan senang sekali dan saya minta untuk mencobanya. Mbok Inemku eksklusif lari kekamarnya, sedangkan Tika dan Anita tanpa malu-malu mencoba satu-persatu bajunya di depanku. Aku sempat perhatikan bibir memek Tika sudah agak membelah sedangkan memeknya Anita hanya membentuk garis vertikal. Tetapi untuk kemulusan kulitnya, si Anita sedikit lebih putih dibandingkan Tika. Aku sendiri merasa ikut senang sanggup membahagiakannya. Disaat saya sedang memperhatikan Tika dan Anita, dari arah kamar belakang muncul Mbok Inemku dgn daster barunya. Aku sempat terpana, melihat lekuk-lekuk tubuhnya dibalik dasternya yg agak diatas dengkul dan pas banget dibadannya. Bongkahan bokongnya sangat sekal dan kedua tonjolan payudaranya sangat menantang untuk diremas.Aku juga sempat melihat Mbok Inemku menangis senang melihat kedua anaknya senang. "Matur nuwun deen.., si Mbok sudah dibelikan baju..""Iya Mbok..,sini duduk di sofa bersahabat aku..".Sedangkan Tika dan Anita sendiri sudah sibuk menonton film kartun dari vCD yg saya belikan tadi. "Mbook.., maaf ya saya belum sempat membelikan CD dan bra buat kamu.., saya khan belum tahu ukurannya..". "Nggak apa2 Den.., CD si Mbok yg usang mana Den.., si Mbok mau pakai lagi..""Ada di kamarku Mbok.., ambil saja sendiri.."Aku ikuti beliau dari belakang, dan Mbok Inem menemukan CDnya diranjangku dan mulai memakainya. Baru hingga dipahanya, saya masuk dan beliau kaget sekali.
"Deen..""Mbok CDnya kan sudah bau.., jangan digunakan lagi yaa.., nanti saya belikan yg baru.."Kemudian saya dudukkan beliau di tepi ranjangku."Aku lepasin lagi ya Mbok CDnya.."Tanpa seijinnya, saya singkap dasternya dan CD yg gres hingga dipahanya itu mulai saya tarik kebawah hingga terlepas. Kemudian saya duduk disebelahnya dan mulai memeluk dia. "Deen.., jangan Den.., si Mbok sudah renta deen.."Mbok Inemku ini usianya memang sudah 42 tahun, tetapi dibandingkan teman-teman kerjaku ataupun mahasiswi-mahasiswi kenalanku, mereka semua nggak ada apa2nya."Siapa bilang Mbok.., kau masih anggun kok.., dan juga tubuh Mbok masih seksi kok.."Akupun mulai membelai rambut dan wajahnya dan saya lihat beliau hanya memejamkan matanya. Aku angkat dagunya dan saya mulai melumat bibirnya dgn rakus. Mbok Inemku sempat berontak dan sehabis saya beri pengertian, beliau mulai pasrah. Ini menciptakan saya sedikit lebih berani untuk meremas tonjolan payudaranya. Saya mencoba untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kali ini tangan saya perlahan-lahan saya arahkan ke bab selangkangannya. Dia masih tidak menolak, jadi saya sanggup merasakan lembutnya bibir kemaluannya.Kepasrahannya semakin melambungkan kekurangajaran saya. Tangan saya mulai menyelinap ke balik pakaiannya. Saya kembali meremas-remas payudaranya secara langsung. Kali ini eksklusif menyentuh permukaan kulitnya. Saya lakukan sambil mencium lehernya dgn lembut. Suara desahan lembut mulai terdengar dari bibirnya. Disaat saya mulai meremas belahan memeknya, agak sulit memang mencari lubang vaginanya alasannya yakni jembutnya sangat lebat. Jari tengahku, saya tekan bertahap dan perlahan ke belahan kemaluannya. Saat itulah beliau tersentak dan berusaha menahan tangan saya. Dia menatap mata saya."Deen.., si Mbok aib deenn..""Tenang saja Mbok.., Mbok boleh saya panggil namamu saja..". Dia cuma membisu saja."Oh.. iya nem.., saya cukur ya jembut kau semoga bersih..". Dia juga cuma membisu saja. Memang Inemku ini sifatnya agak pemalu. Aku ambil silet cukur dan menyuruhnya untuk tiduran. Kemudian saya jongkok diantara kakinya dan mulailah saya singkap daster yg dipakainya hingga ke pinggang. Setelah pahanya saya kangkangkan, dibalik jembut lebatnya itu terdapat bongkahan daging merah dgn celah yg sempit dan dari situ tersembul seonggok daging kecil menyerupai kacang merah merekah yg mencuat keluar.Aku pun mulai mencukur habis jembut Inemku hingga higienis dan saya basuh memeknya hingga bersih."Nem.., dasternya dibuka ya.., saya mau cukur sekalian bulu ketek kamu..""Nggak usah deen.., si Mbok malu..""Nggak usah aib nem.., ayo bangun sini.."Terus saya angkat beliau dan dasternya mulai saya lucuti hingga terlepas. Inemku eksklusif menutupi payudara dan vaginanya. Dgn sedikit paksa, balasannya saya berhasil mencukur habis bulu keteknya.Kemudian saya suruh beliau duduk di tengah ranjangku. Aku ambil beling rias di meja dan saya suruh beliau membuka pahanya. Terus saya taruh beling riasku didepan memeknya. Aku suruh Inemku untuk melihat vaginanya sendiri.
"Nem.., coba kau lihat memekmu itu..".Segera saja Inem memperhatikan memeknya dari beling rias. Dia agak kaget melihat vaginanya sendiri. Mungkin gres kali ini beliau melihat memeknya sendiri dgn terang dan beliau kaget kenapa bentuknya agak menggelembung di kanan kirinya, dan diatasnya ada daging kecil yg mencuat keluar. Bahkan Inemku sempat juga menarik dan memelintir clitorisnya sendiri.Akhirnya beliau sadar jikalau saya juga ikut melihat memeknya dgn jelas."Deen.., si Mbok malu.."Dan beliau berusaha menutupi wajahnya yg memerah dgn memelukku dan menyembunyikan wajahnya di dadaku. Aku peluk dan saya belai lembut wajah dan rambutnya. Terus saya lumat bibirnya, kuhisap-hisap lisan dan lidahnya, kujelajahi rongga mulutnya dgn lidahku. Air liur yg keluar dari bibirnya saya hisap. Air liur yg meluber dan membasahi pipinya saya jilati hingga bersih. Tanganku tidak mau tinggal membisu dan ikut meremas payudaranya. Tangankupun mulai mengelus dan meremas-remas memeknya. Akhirnya Inem saya baringkan dan saya jongkok diantaranya pahanya. Aku kangkangkan pahanya lebar-lebar dan saya mulai mainin memeknya. Terasa sekali memeknya sangat lembut dan empuk. Sesekali saya pelintir clitorisnya. "Aduuh.. sakiit.. deen.. ooh.. gelii.. deen.. aacgh.."Aku pun mulai mengelus dan menyedot memeknya dgn kuat. Setelah puas dibagian memeknya, Inem saya balikkan badannya hingga tengkurap. Akupun eksklusif meremas bongkahan semok pantatnya, saya jilati hingga bokongnya lembap oleh air liurku, dan sesekali saya gigit hingga meninggalkan guratan merah di bokongnya. Aku sendiri ingin tau dan agaj jijik untuk menjilati anusnya Inem. Namun sehabis saya buka lebar-lebar lipatan pantatnya, dan terlihatlah lubang kecil yg dikelilingi garis-garis keriput yg bentuknya melingkar.Rasa jijik yg semula menghinggapiku berkembang menjadi sebuah sensasi untuk menjilati dan menyedot terus tiada henti. Aku sendiri heran, kenapa tempat lipatan bokong Inemku sanggup bersih, putih mulus dan baunya sangat khas."Aaa.. deen, geli deen..,jangan dijilati deen..,itu khan anyir deen..,joo..roochk..,deen..".Setelah saya puas,kemudian saya telentangkan lagi Inemku dan saya sedot terus bibir memek dan clitnya. "Deen.. sudah deen.. si Mbok mau pii.. piis deen..".Dan tidak usang kemudian "Suur.. suur.. suur.." banyak sekali.. cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha untuk menelan semua air mani yg sudah bertahun-tahun tidak dikeluarkannya. Setelah kujilati dan kuhisap hingga bersih, akupun tiduran disebelahnya dan kurangkul Inemku ini. Aku mulai lagi memeras payudaranya yg jikalau saya perhatikan jauh lebih putih dari wajahnya, bahkan urat-uratnya pun kelihatan jelas."Neem..,bokong kau semok lho..,aku suka nem..""Iiih..,Adeen..,Inem aib Den..,itukan jorok deen..". Tanganku pun memeras dan mulutku menjilati dan menyedot buah dadanya secara bergantian dgn lahap.
"Deen.., sudah deen.., jangan deen..". Aku terus saja gigit pelan putingnya yg mulai keras. Kedua tangannya saya angkat ke atas dan terlihatlah kedua tempat ketiaknya yg sudah higienis dari rambut lebatnya. Aku jilati, saya sedot dan bahkan saya gigit hingga Inemku menggelinjang menahan geli di keteknya."Deen.., ooh.., deen..". Aku lihat Inem sudah mulai pasrah dgn mata terpejam.Akhirnya saya bangun di kasur, dan saya keluarkan penisku yg sudah tegang. Begitu penisku sudah saya keluarkan dari CDku, saya suruh Inem untuk memegangnya."Nem.. kini coba kau pegang dan elus-elus penisku..!"Si Mbok pun jongkok diantara pahaku dan mulai mengusap-usap penisku."Nem.., berdasarkan kau penisku gimana..""Inem ngeri deen.., penis Aden ototnya kok hingga menonjol menyerupai ini sih deen..". Sambil berkata begitu, Inemku mulai mengelus-elus otot-otot penisku dgn jari telunjuknya."Deen.., jembut Aden kok lebat banget sih deen..""Ya sudah.., kini Inem gantian cukur jembut Aden hingga gundul yaa..""Iyaa.., deen..". Inem pun mulai mencukur habis jembutku, dan bahkan rambut halus disekitar anusku-pun ikut dicukurnya.Sedangkan bulu ketiakku saya biarkan tetap rimbun apa adanya."Neem..,coba kau emut penisku..""Iiih adeen.., si Mbok jijik deen..""Eeh neem.., dicoba dulu yaa.., kau nati niscaya suka.."Akupun mulai memasukkan penisku ke mulutnya. Lidah dan air liur Inempun balasannya membasahi penisku dan rasanya hangat sekali."Iya neem..terus.. neemm.."Sesekali Inem melepaskan penisku untuk mengambil napas."Adeen..,penis adeen rasanya kok asin.."Ya mungkin Inem sudah mulai merasakan precum yg keluar dari penisku.Setelah puas penisku diperkosa lisan Inem, saya merubah posisi dgn tidur tengkurap."Neem..,jilati bokong Aden yaa..""Iya deen.., tapi Inem jiik deen.."Inem pun mulai menjilati bongkahan pantatku dan bahkan Inemku mulai menggigit agak keras, sehingga saya yakin aneka macam cupang-cupang merah di tempat bokongku. Selang beberapa saat, saya mulai merasakan Inemku berusaha keras membuka lipatan pantatku. Kelihatannya Inem agak kesulitan. Sehingga saya merubah posisi menjadi nungging dan kedua kakiku saya pentang lebar-lebar.Sekali lagi Inem membuka lipatan bokongku dan tampaknya Inem sanggup melihat terang tempat di sekitar lubang anusku.
Aku sempat menoleh kebelakang dan kulihat Inem sambil menutup mulutnya tertegun agak usang melihat lobang anusku. "Hayoo.., Inem lagi ngliatin apa.., kok kelihatannya suka banget..".Inemku kaget dan aib sambil menindukkan wajahnya."Lii.. li.. liatiin.. itunya adeen.., iih Aden.., Inem jadi malu..""Neem.., jilatin lobangnya Aden jijik nggak..?, kalo Inem jijik ya nggak usah.., nanti kau sanggup muntah..""Inem nggak jijik kok Den.., bokong Aden higienis dan nggak bau.., lagian Aden tadi juga nggak jijik jilatin bokongnya si Mbok.."Inempun mulai menjilati lobang anusku dan bahkan disedot habis hingga saya merinding geli. Kadang2 jarinya ditusuk-tusukkan ke lobang anusku dan mulutnya menjilati buah zakarku. Sambil merasakan geli-geli nikmat, saya terus perhatikan payudara dan memek semok Inemku yg terlihat diantara kakiku yg mengangkang. Aku lihat juga sudah banyak air liur Inem yg menetes diantara kakiku membasahi seprei.Aku bekerjsama sudah diambang orgasme tetapi saya usahakan untuk tetap bertahan."Iiih Inem jorok.., kau suka ya neem ama lobangnya Aden.."Aku goda begitu, Inemku hanya sanggup tersenyum MALU. Inemku masih terus saja menjilati dan menyedot tempat anusku dgn SABAR dan TELATEN.Tidak sabar saya eksklusif bangun dan mulai mengocok penisku ke mulutnya Inem. Tidak usang kemudian, saya rasakan ada sesuatu yg mendesak ingin keluar dari penisku. Aku tarik kepala Inem dan saya kocok penisku dimulutnya dgn cepat.. dan.. saya tekan hingga menyentuh kerongkongannya dan balasannya "croot.. croouut.. croot.. cruuoot..!" Cairan pejuhku menyemprot dgn kencang dan tertelan oleh Inem dan hanya sedikit saja yg menetes dan jatuh menetes di leher dan payudaranya. "Ihh.., Aden jorok.., kok pipisnya dikeluarin di mulutnya si Mbok..""Enak nggak..!.., Inem suka yaa.., kok ditelan semuanya..". Inemku hanya tersipu aib dgn menundukkan kepalanya."Rasanya asin deen..""Ya sudah.., kini kau tiduran sayg..". Kemudian saya telentangkan Inem di tengah ranjang.
"Si Mbok mau diapain lagi deen.., si Mbok udah capek deen..". Aku pun mulai menindih tubuh Inemku. Setelah saya siap, pahanya saya kangkangkan, dan perlahan-lahan kepala penisku saya masukkan ke bibir kemaluannya yg sudah basah. Terdengar bunyi erangannya dan badanya agak mengeliat, sedangkan matanya kelihatan agak sayu."Aaah deen..,ooh.., aacch.."Aku tekan pelan kontolku membelah bibir memeknya. Dan sehabis kurasa mantap, saya genjot kontolku dgn keras."Aduuh.., deen.. sakiit.., jaangaan deen.., sudaah deen.."Langsung saya peluk Inem, kuciumi wajah dan bibirnya. Setelah kudiamkan beberapa saat, saya mulai lagi memompa memeknya dan saya lihat Inem masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya."Hmmpphh.. aachh.. auuchh.. gelii deen.. aacchh..""Auuhh.. oohh.., deen.., aahh,.. oough.."Aku mulai rasakan ada denyutan2 kecil vaginanya di kontolku, menandakan beliau sebentar lagi orgasme. Badan Inem terlonjak-lonjak, dan kedua kakinya mengejang sedangkan nafasnya kelihatan megap-megap."Oohh.. ahh.. auuhh.. geli deen.. aahh.. ooh..""Deen.. si Mbok mau pipiiss.. deen..""Seerr.. suurr.. suurr.."Air mani Inem membasahi kontolku yg masih tertanam di vaginanya."Aaah..,deen.., ooh.."Terdengar erangan kenikmatan panjang keluar dari bibir Inemku. Aku elus wajah anggun Inemku, matanya yg setengah terpejam dan rambut panjangnya yg tergerai menambah keanggunannya. Akupun mulai lagi push-up mengenjot memeknya dan saya tekan dgn keras sehingga kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya."Deen.. oockh.. deen..". Kepala Inempun menengadah ke atas dan matanya membelalak merasakan bacokan kontolku di memeknya."Simbook capeek.. deen.."Akupun semakin cepat mengenjot memeknya dan "croot.. cruut.. croot.. croot.. cruuoot..!". Inemku sempat kaget merasakan ada cairan hangat yg masuk ke dalam vaginanya. Aku muntahkan cairan pejuhku kedalam rahimnya. Aku eksklusif ambruk menindih tubuhnya yg banjir keringat.Setelah keringatku dan Inem sudah mulai agak berkurang. Aku cabut kontolku dari lobang memeknya, terlihat memeknya agak memerah alasannya yakni terlalu keras saya memompanya dan lendir putih mengalir keluar dari liang kemaluan membasahi pahanya.Aku peluk beliau dan saya cium dgn mesra Inemku. Aku dan Inempun eksklusif mandi bareng. Di kamar mandi, saya dimandikan beliau dgn sabar dan telaten sekali menyerupai seorang Ibu memandikan anaknya.Setelah berpakaian rapi, saya dan Inem keluar kamar. Aku lihat didepan tv, Tika dan Anita sudah tertidur pulas. Aku ajak Inem duduk di sofa dan saya peluk beliau sambil saya belai lembut rambut dan wajahnya. Inem hanya sanggup tersenyum aib dan menyenderkan kepalanya di dadaku. Aku lihat wajahnya, ada air mata yg menetes, saya angkat dagunya dan saya lumat mesra bibirnya.Aku peluk lagi Inem dan balasannya beliau tertidur pulas dalam pelukanku. Aku perhatikan lagi wajahnya, dan terpancar ada senyum kebahagiaan di bibirnya.Seminggu kemudian Tika dan Anita saya sekolahkan. Aku pun mulai menindih tubuh Inemku. Setelah saya siap, pahanya saya kangkangkan, dan perlahan-lahan kepala penisku saya masukkan ke bibir kemaluannya yg sudah basah. Terdengar bunyi erangannya dan badanya agak mengeliat, sedangkan matanya kelihatan agak sayu."Aaah deen.., ooh.., aacch.."Aku tekan pelan kontolku membelah bibir memeknya. Dan sehabis kurasa mantap, saya genjot kontolku dgn keras."Aduuh..,deen..sakiit..,jaangaan deen..,sudaah deen.."Langsung saya peluk Inem, kuciumi wajah dan bibirnya. Setelah kudiamkan beberapa saat, saya mulai lagi memompa memeknya dan saya lihat Inem masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya."Hmmpphh.. aachh.. auuchh.. gelii deen.. aacchh..""Auuhh.. oohh.., deen.., aahh,.. oough..".Aku mulai rasakan ada denyutan2 kecil vaginanya di kontolku, menandakan beliau sebentar lagi orgasme. Badan Inem terlonjak-lonjak, dan kedua kakinya mengejang sedangkan nafasnya kelihatan megap-megap."Oohh.. ahh.. auuhh.. geli deen.. aahh.. ooh..""Deen.. si Mbok mau pipiiss.. deen..""Seerr.. suurr.. suurr.."Air mani Inem membasahi kontolku yg masih tertanam di vaginanya."Aaah.., deen.., ooh.."Terdengar erangan kenikmatan panjang keluar dari bibir Inemku. Aku elus wajah anggun Inemku, matanya yg setengah terpejam dan rambut panjangnya yg tergerai menambah keanggunannya. Akupun mulai lagi push-up mengenjot memeknya dan saya tekan dgn keras sehingga kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya."Deen.. oockh.. deen..". Kepala Inempun menengadah ke atas dan matanya membelalak merasakan bacokan kontolku di memeknya."Simbook capeek.. deen..".Akupun semakin cepat mengenjot memeknya dan "croot.. cruut.. croot.. croot.. cruuoot..!". Inemku sempat kaget merasakan ada cairan hangat yg masuk ke dalam vaginanya. Aku muntahkan cairan pejuhku kedalam rahimnya. Aku eksklusif ambruk menindih tubuhnya yg banjir keringat.Setelah keringatku dan Inem sudah mulai agak berkurang. Aku cabut kontolku dari lobang memeknya, terlihat memeknya agak memerah alasannya yakni terlalu keras saya memompanya dan lendir putih mengalir keluar dari liang kemaluan membasahi pahanya.Aku peluk beliau dan saya cium dgn mesra Inemku. Aku dan Inempun eksklusif mandi bareng. Di kamar mandi, saya dimandikan beliau dgn sabar dan telaten sekali menyerupai seorang Ibu memandikan anaknya.Setelah berpakaian rapi, saya dan Inem keluar kamar. Aku lihat didepan tv, Tika dan Anita sudah tertidur pulas. Aku ajak Inem duduk di sofa dan saya peluk beliau sambil saya belai lembut rambut dan wajahnya. Inem hanya sanggup tersenyum aib dan menyenderkan kepalanya di dadaku. Aku lihat wajahnya, ada air mata yg menetes, saya angkat dagunya dan saya lumat mesra bibirnya.Aku peluk lagi Inem dan balasannya beliau tertidur pulas dalam pelukanku. Aku perhatikan lagi wajahnya, dan terpancar ada senyum kebahagiaan di bibirnya.Seminggu kemudian Tika dan Anita saya sekolahkan.